terapung di lautan bukan dipinta
berpayung harap tercabik
beralas cemas membentang rapuh
terhempas gelombang ketidakadilan tiada kesudahan
dihantui pula angin buas jauh seberang
Rohingya..
terhimpit riak dendam tertahan
mencari huluran tangan-tangan berkasih
sudi terkembang
dari pulau-pulau negeri jiran
mau tak mau menepis segala malu lekat di badan
bukan sehari dua
disindir desir ketidakpastian masa
tetap menjadi warga perahu
ataukah ada daratan kan sudi menerima
memberi ruang hangatkan rasa
wajah-wajah duka, air mata tertumpah
isak sesak dan doa-doa
menghiasi setiap perjalanan mencari suaka
melepas dekap tanah lahir
terusir oleh wajah kebencian dengan sebab yang entah
Rohingya..
aroma dan hangat tanah daratan itulah
kini menjadi cita
Bengkulu, 07 September 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H