selamat malam, dik
semoga selalu dalam keadaan baik
maaf sebelumnya bila bait-bait ini mengusik
merusak harimu walau sedetik
ini bait memang sengaja aku pantik
mewakili rasa yang ada terbetik
dalam hati selalu menggelitik
merekat erat hingga tak lagi dapat diotak-atik
hanya untukmu saja, dik
sedari awal hingga mungkin ada berakhir titik
tak ingin yang lain kan melirik
pun hanya sekedar potongan-potongan larik
baiklah aku katakan saja, dik
ayu wajahmu pula halus tutur katamu benar telah membidik
nelusup masuk pintu hatiku tanpa selidik
membakar segala nalar serupa panas teramat terik
aku akui itu, tak dapat sungguh aku berkutik
menghindar dari bayangmu, dik
yang menari-nari di ruang ingat tanpa musik
pun mungkin hanya selentik gerik
sekali lagi selamat malam, dik
maafkan rasa ini yang terlanjur tumbuh dan berputik
Bengkulu, 14 Oktober 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H