Â
panas menyapu laman menyapa teras
mengepak debu
memeras alir peluh
menebar daun-daun ranggas
mencekik putik dan tumbuh tunas
dan kini terdengar hela nafas lemas
tak lagi bebas
tak lagi lepas
terperangkap dalam kepung asap
semakin ganas
dan kini rekah retak tanah mengeras
hilang ramah
hilang harap bagi kecambah
coba menjunjung pucuk
kandas
dan kini nyaris tak ada lagi nyanyian unggas
mengurung diri di hutan dalam
tak lagi terbang bebas
mengitar hijau
yang ada tak lagi luas
dan kini waswas
resah hati tak tahu bila kan ada tetas
gumpal awan
mengandung benih hujan
di atas angin hanya melintas
ya, panas menyapu laman menyapa teras
dan sesaat aku hanya menatap lesu
pada setiap deru laju kendara
menggilas ruas
lalu lalang melintas
Bengkulu, 10 Oktober 2015
sumber gambar:Â pixabay.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H