Barusan seorang Kompasiner mengutip berita dari Merdeka.com tentang pemberi pinjaman terbesar kepada Indonesia adalah Singapore, sebuah negara kecil di dekat Pulau Batam. Tentu menjadi tanda tanya besar, kok bisa ya negara sekecil upil itu bisa menjadi pemberi pinjaman terbesar kepada Indonesia. Padahal kita ini negara  dengan jumlah penduduk yang besar, pulaunya berjumlah 17.000 lebih. Kaya dengan sumber daya alam baik yang didalam perut bumi maupun yang dikulit bumi. Diperut bumi ada emas,nikel,seng,timah,tembaga,bauxit,batubara, minyak, gas...you name it! Sementara di kulit bumi ada kebun sawit,kebun karet,kebun kelapa,kebun cengkeh, kebun coklat, kebun teh...jagung,padi,kedele,singkong...many more.
Pertanyaannya, kok singapore lebih kaya dari Indonesia? Pada kemana hasil ekspor semua hasil tambang tersebut? Kok kita seperti ayam bertelur diatas padi mati kelaparan. Kok kita tidak bisa mengentaskan kemiskinan dalam waktu singkat. Kok Malaysia, Singapore,Korea, Thailand dan China bisa? Mengapa semua bisa terjadi? Dimana salahnya? Jawabannya mungkin singkat tapi penjelasannya akan sangat membosankan. Jawabannya adalah kita dinina-bobokan oleh para pemimpin kita, diberi data dan informasi menyesatkan. Bangga apa yang telah kita capai tapi tidak mau membandingkan dengan capaian orang lain. Bangga bisa lari 30 km/jam, pada hal orang lain 100 km/jam. Kita kebanyakan mimpi dan kebanyakan tidur serta sangat senang mendapat pujian.
Sekarang mari kita analysis dari mana Singapore memperoleh kekayaan itu?
Pertama, Singapore sangat mengerti bahwa sebagai negara kecil tidak punya SDA, tapi mereka sadar letak mereka strategis maka mereka bangun pelabuhan yang besar dan effisien baik itu pelabuhan laut maupun pelabuhan udara (Changi). Karena servis mereka bagus maka semua ekspor/impor Indonesia selalu melalui pelabuhan Singapore, sedikit sekali yang langsung ke Indonesia. Lego jangkar cukup sehari, di Priok bisa 3 hari bahkan lebih.
Kedua, ketika admintrasi dan pengawasan Indonesia di laut lemah. Semua hasil tambang a.l. timah dalam jumlah besar diselundupkan ke Singapore untuk di olah disana. Mungkin bukan saja timah bahkan produk2 lain, dibawa langsung ke Singapore untuk di sortir, diolah dan langsung diekpor dari Singapore. Ketika Indonesia mengajak kerjasama pertukaran data perdagangan, Singapore menolak dengan halus. Mengapa? Karena mungkin Singapore banyak menerima barang selundupan dari Indonesia.
Ketiga, dibidang keuangan...sudah bukan rahasia lagi kalau semua orang kaya Indonesia menyimpan uang di Singapore karena aman dan nilai tukar Singapore dollar stabil. Di Singapore mereka bisa menempatkan uangnya dalam mata uang apa saja dan di Singapore disebut ACU (Asian Currency Unit), yaitu pool uang simpanan dari orang-orang kaya Indonesia, Malaysia,Philipina, Vietnam,Kamboja, Laos,Myanmar. Tapi katanya yang paling panyak uang orang Indonesia. Ketika Indonesia mengajak kerjasama pertukaran data transaksi finansial, lagi-lagi Singapore menolak dengan halus. Lha iyalah,...kalau datanya dibuka dan ternyata milik orang Indonesia, yang umumnya menyimpan disana untuk menghindarkan pajak, lha apa gunanya di simpan di Singapore???? Singapore menolak dengan alasan menjaga rahasia bank alias rahasia nasabah. Bisakah Indonesia memaksa,..no way man!!
Keempat, bidang SDM,... apa iya orang-orang Singapore hebat-hebat. Gak lah...tapi manajemen pemerintahannya yang hebat. Semua pekerja profesional yang bekerja di pemerintahan dan disektor swasta, semua di import dari Malaysia, Hong Kong, Philiphina termasuk dari Indonesia. Mereka mendatangkan orang2 yang kriterianya best of the best, creme de la creme. Mereka butuh orang  yang smart dari negara tetangga. Mengapa? Karena untuk menjaga supremasi negara Singapore. Orang2 kelas satu, the first best, ditarik ke Singapore, sementara yang kelas dua, The second best, biar aja di negara masing2. Strategi jangka panjang Singapore adalah Singapore sebagai unit inti yang mengendalikan pemerintahan sekitarnya sebagai negara2 satelit yang sangat tergantung kepada Singapore. Cerdaskan? Orang2 kelas dua, yang bodoh2 itu dibiarkan menjadi politisi, birokrat,ekonom dimasing-masing negara tadi, yang pintar2 di boyong ke Singapore. Singapore meniru siapa? Meniru Amerika, yang menyedot tenaga2 pintar di seluruh dunia untuk bekerja di Amerika. Brain drain!!
Penjelasan ini kalau mau diteruskan akan membosankan, tapi itulah fakta dan kenyataan. Singapore maju karena selalu mau mengambil benchmark yang terbaik dari negara lain, bukan cepat berpuas diri. Indonesia?? Hhmm...selalu membanggakan data ekonomi makro-mikro yang kadang-kadang ambles ditelan krisis. Entah datanya memang keliru  atau sengaja  dipoles baiar bagus dsbnya, wallahu a'lam bisawab. Tapi yang jelas, kita b sebagai bangsa harus melakukan instropeksi, jangan cepat puas, selalu mau berkarya lebih baik dan mem-benchmark diri dengan bangsa lain. Jangan suka menerima pujian karena biasanya madu adalah racun....so berhati-hatilah. Lalu apa kunci supremasi Singapore?.....sangat sederhana,....memanfaatkan kelemahan negara-negara tetangga disegala bidang. Itu saja...capeeeeek deh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H