Mohon tunggu...
AdrianTo Jackatra
AdrianTo Jackatra Mohon Tunggu... profesional -

Meskipun Engkau dan aku bersatu dalam kalbu namun aku tetaplah seorang hamba dan Engkau adalah Tuan. Tidak mungkin hamba menjadi Tuan dan sebaliknya tidak akan pernah Tuan menjadi hamba. O..,Tuhan berilah hamba waktu yang panjang dalam kehidupan agar hamba dapat menorehkan tulisan yang selalu meng-agungkan-Mu. AammiiiinYa Rabb.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bisakah Indonesia Menjadi Negara Maju dan Kaya?

8 Januari 2014   12:23 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:01 2267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pertanyaan ini sangat menggelitik hati saya karena jawabannya bisa "yes" or "no". Mengapa? Karena ada 2 school of thought (aliran pemikiran) yang dapat  memberikan jawaban yang berbeda karena sisi pandang yang berbeda meskipun yang namanya Indonesia itu, faktanya sama yaitu punya manusia sebanyak 240 juta, berdiam di 17000 pulau, berbahasa nasional bahasa Indonesia. Dalam buminya terkandung minyak,gas,emas,perak,nikel,timah,batubara,bauksit....dsbnya. Sementara, diatas tanahnya tumbuh subur berbagai aneka tanaman, mulai dari karet,kelapa,sawit,jagung,padi....apapun yang ada lemparkan akan tumbuh karena tanahnya subur,gemah ripah loh jinawi.

Aliran pemikiran yang pertama berpendapat bahwa Indonesia akan menjadi negara maju dan kaya karena didukung oleh sumber daya alam yang melimpah ruah dan didukung dengan sumber daya manusia yang jumlahnya nomor empat didunia. Kombinasi keduanya, akan membawa Indonesia akan menempati panggung kehormatan sebagai salah satu negara termaju di dunia pada abad ini. Kalaupun sekarang masih belum dapat menyamai negara-negara maju seperi Amerika, Eropah, Jepang, China dan Korea, itu hanyalah sekedar masalah waktu dan proses. Kalau sekarang masih dalam keadaan amburadul (politik,sosial,hukum dan ekonomi), itu adalah bagian proses panjang untuk menjadi negara maju. Amerika 300 tahun yang lalu, juga sama amburadulnya dengan Indonesia, toh melalui proses panjang akhirnya menjadi negara termaju di dunia.

Aliran pemikiran kedua berpendapat Indonesia tidak akan pernah maju dan kaya karena tidak dapat melepaskan diri dari kungkungan sistim feodal yang sudah mengakar sangat dalam. Tumbuh dari negara kerajaan yang terpencar-pencar pada beberapa wilayah di nusantara, kemudian sistim dan budaya feodal tersebut dilestarikan oleh penjajah Belanda selama 350 tahun, sebagai strategi politik untuk bertahan sebagai penjajah. Sistim feodal dengan model paternalistik ini, menjadikan masyarakat Indonesia tidak independen, mudah terpengaruh oleh kharisma seseorang, mengharap adanya superman pada diri seorang pemimpin untuk menyelesaikan masalah-masalah besar. Padahal masalah-masalah besar tersebut adalah kumpulan dari masalah-masalah kecil, yang  semestinya bisa diselesaikan dalam lingkungan-lingkungan kecil. Contoh masalah yang sederhana adalah sampah. Kalau lingkungan RT/RW,desa atau lurah, bisa mengelola sampah secara mandiri dan effisien, tidak perlu sampah ibukota harus di buang di Bantar Gebang dalam skala massif. Tidak independen, tidak inovatif, kurang inisiatif dan cita-cita besarnya hanya ingin menjadi PNS (agar dapat berperilaku koruptif), menurut aliran pemikiran ini, Indonesia tidak pernah akan maju, cuma akan menjadi negara yang begitu begitu saja. Tidak akan seperti China atau Korea yang tumbuh dan berkembang begitu spektakuler dalam 30 tahun terakhir.

Sekarang anda tinggal pilih, mana menurut anda yang lebih pas, aliran pemikiran yang pertama atau yang kedua, lalu tambahkan argumen pendukung atau tambahan dari anda. Atau anda tidak setuju pada kedua pemikiran tersebut dan akan menambah "new school of thought", silahkan saja karena itu merupakan hak asasi anda di negara yang merdeka dan berdaulat ini. Salam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun