Mohon tunggu...
AdrianTo Jackatra
AdrianTo Jackatra Mohon Tunggu... profesional -

Meskipun Engkau dan aku bersatu dalam kalbu namun aku tetaplah seorang hamba dan Engkau adalah Tuan. Tidak mungkin hamba menjadi Tuan dan sebaliknya tidak akan pernah Tuan menjadi hamba. O..,Tuhan berilah hamba waktu yang panjang dalam kehidupan agar hamba dapat menorehkan tulisan yang selalu meng-agungkan-Mu. AammiiiinYa Rabb.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

DRAMA POLITIK BANK CENTURY.....

21 Januari 2014   13:49 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:37 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tulisan ini bukan hasil pengumpulan data intelejen dan bukan pula bocoran dari sprindik KPK tetapi hanya analisa berdasarkan informasi dan fakta yang dikumpulkan dari berbagai media cetak dan elektronik dari tahun 2009 sampai saat ini.

Banyak orang-orang bertanya sampai detik ini, apa sih yang sebenarnya terjadi di Bank Century?

Versi  Mr.B (dulu gubernur BI dan sekarang Wapres) and the Gang, menyatakan bahwa itu peristiwa adalah peristiwa ekonomi biasa. Pada saat krisis, BI terpaksa melakukan pengetatan likuditas rupiah untuk menjaga agar nilai tukar rupiah terhadap dollar dan valuta asing lainnya, tidak bergerak liar dan dapat dikendalikan secara wajar. Namun pengetatan likuiditas tersebut berdampak kepada bank-bank ,salah satunya yang paling parah adalah Bank Century (kini Bank Mutiara). Menurut Mr.B, Bank Century tidak dapat dibiarkan gagal karena kemungkinan akan berdampak sistemik terhadap bank-bank lain. Mr.B sebagai Gubernur BI pada waktu itu, tidak mau mengambil risiko gagalnya Bank Century yang akan merembet kepada sejumlah bank lainnya seperti yang terjadi pada tahun 1997/1998.

Versi Timwas Century: Bank Century sebenarnya tidak perlu dibail-out karena hanya sebuah bank kecil dan tidak tergolong dalam kelompok "Sistematics Important Bank", yaitu kelompok bank yang  assetnya diatas sekian trilliun dan kalau tidak salah cuma sebanyak 15 bank, dengan cakupan assetnya sekitar 80 persen dari total seluruh aset perbankan. Mantan Gubernur BI, BA, dalam keterangannya didepan Panwas Bank Century mengkonfirmasi bahwa Bank Century bukanlah bank yang dapat menimbulkan "spill-over effect" kepada bank-bank lain, karena assetnya kecil sehingga kalau dibiarkan gagal tidak akan berdampak sistemik, lagi pula sudah ada LPS yang siap menalangi dana nasabah.

Mana dari kedua alasan tersebut yang relevan dan benar, wallahu a'lam bisawab. Tapi yang menjadi kecurigaan publik bahwa Bank Century di bail-out karena ada dana  Pak BS,( industriawan rokok dan tembakau), sebesar 18 trilliun dibank tersebut. Mengapa Pak BS, pengusaha industri rokok itu berani menyimpan uang sebesar itu disebuah bank kecil? Berdasarkan informasi yang ada, ternyata salah seorang managing director bank tersebut yang berkedudukan di Surabaya adalah seorang wanita yang cantik jelita. Dia lebih cocok menjadi model atau pragawati yang berlenggang-lenggok di catwalk daripada sebagai seorang direktur marketing Bank Century. Pak BS sangat kesengsem dengan wanita itu sehingga rela duitnya disimpan pada bank sekecil itu. Bahkan katanya sampai sekarang masih dalam perlindungan Pak BS,betul-betul cinta sejati.

Bayangkan uang 18 trilliun rupiah akan hilang menjadi 2 milyar apabila Bank Century tidak di bail-out karena LPS hanya akan menjamin simpanan sampai 2 milyar. Pak BS bisa menangis darah kalau uangnya dari 18 trilliun tinggal menjadi 2 milyar. Delapan belas trilliun (18.000.000.000.000) adalah equivalen 18.000 milyar, bayangkan kalau hanya menjadi 2 milyar. Kiamat rek.

Ketidak-mampuan Bank Century menyediakan likuiditas yang cukup dan kecenderungan menjadi bank yang gagal berdekatan dengan waktu Pemilu 2009.  Salah satu  "mitra" Partai Demokrat yaitu Golkar (musuh dalam selimut Partai Demokrat) mencoba mencari benang merah bail-out Bank Century dengan kemungkinan pendanaan Partai Demokrat untuk Pemilu 2009. Oleh karena itu dalam Panwas Bank Century, MenKeu (SM) dan Gubernur BI (Mr.B) dikejar dengan pertanyaan-pertanyaan apakah ada perintah langsung dari Presiden SBY untuk menyelamatkan Bank Century. Timwas meminta BPK turun tangan untuk menyelidik aliran dana Bank Century apakah ada mengalir ke Partai Demokrat dan ternyata tidak ada kecuali pinjaman 1 milyar kepada Pak BM, salah satu pejabat tinggi BI. Tentu saja tidak ketemu. Bodoh sekali Pak BS mentransfer dananya yang ada di Bank Century ke pihak-pihak tertentu, pasti kejaring sama PPATK. Kalaupun ada, mestinya dari sumber lain,bukan dari Bank Century. Timwas harusnya memerintahkan PPATK melakukan pelacakan dana Pak BS yang diluar Bank Century, kalau memang ingin serius.

Kecurigaan masyarakat yang  kedua adalah tawaran Presiden SBY kepada Mr.B untuk menjadi wapres. Sepertinya ini adalah upaya penyelamatan Mr.B apabila kasus bank century masuk kewilayah hukum. Kalau hanya sebagai Gubernur BI akan mudah diringkus KPK tapi sebagai wapres tentu KPK tidak semudah itu dalam mengambil tindakan. Sebenarnya menjadikan Mr.B sebagai wapres hanyalah buying time alias memperlambat ruang gerak KPK untuk mengusut Mr.B dan menghilangkan jejak jejak Bank Century. Sepertinya KPK menyadari hal ini dan mengulur-ulur waktu pemeriksaan Pak BM untuk mencari momentum yang tepat menjerat Mr.B and the gang. Kalau ini terjadi, maka jilid 2  penggiringan seluruh anggota Dewan Gubernur BI menginap di hotel prodeo terulang kembali seperti di jaman gubernur BI dibawah leadership BA. Mudah-mudahan itu tidak terjadi. Mengapa? Karena akan menjadi catatan sejarah yaitu satu2nya dewan gubernur bank sentral didunia yang dikerangkeng dua kali beturut-turut. Sungguh menyedihkan...apalagi kalau dapat dibuktikan bahwa Mr.B menerima perintah presiden SBY untuk menyelamatkan Bank Century. Berarti independensi BI yang di jamin oleh UU tidak memiliki makna kalau manusianya sendiri tidak punya keberanian menjaga independensi bank sentral. Alhasil, UU hanya menjadi selembar kertas yang tidak bermakna.

Kalau penyelamatan Bank Century gagal dikaitkan dengan pendanaan Partai Demokrat pada Pemilu 2009 maka ada kemungkinan bahwa seluruh anggota Dewan Gubernur akan diminta bertanggung jawab. Pintunya adalah melalui pemeriksaan Pak BM. Sudah jelas keputusan untuk menyelamatkan Bank Century bukan keputusan Pak BM, tapi keputusan Dewan Gubernur. Bukan hanya Dewan gubernur saja yang terimbas tapi juga KSSK yang diketuai oleh SM (Menkeu)dan sekretaris KSSK, RP yang sekarang komisaris BCA. Tentu saja KPK malu-malu kucing untuk memeriksa Mr.B secara luas dan dalam karena beliau masih menjabat sebagai Wapres namun setelah Pemilu 2014 selesai, mungkin KPK akan bergerak lebih leluasa. Tapi kembali sangat tergantung kepada Presiden yang akan datang. Kalau Presiden yang akan datang memengang kuat falsafah..MIKUL DUWUR MENDEM JERO...., ya sudah selesailah ceritanya. Kasus Bank Century akan dipendem sampai dalem...sampe kejero-jeroanya. Drama politik dan hukum Bank Century berakhir antiklimaks!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun