Ya.......tulisan ini saya beri judul "Rindu Teman Sekolah". Tulisan ini memang berbicara banyak soal rindu kepada teman teman sekolah saya semasa SD dahulu. Waktu memang telah begitu tuanya menemani hidup saya yang Insya Alloh beberapa bulan lagi akan mencapai usia 50. Hemh......sebuah kurun waktu yang sungguh menyebabkan dan mengharuskan saya banyak merenung dan banyak bersedih hati akhir akhir ini. Akhir akhir ini saya merasakan ada semacam geliat "reformasi spiritual " bernuansa dwilogi kontradiktif yaitu kebahagiaan dan kecemasan dalam diri saya. Saya sering sekali atau katakanlah senang sekali mengatakan "alhamdulilah diberi umur panjang....sehat jasmani rokhani, dan cukup rejeki....tapi ahha....aduhhh....kita semua akan pulang, aduh tapi bekal kita untuk pulang kok belum tambah juga ya tiap hari....".
Nah, btw, lepas dari soal spiritual sensitif seperti itu, usia 50 ternyata juga menyisakan berjuta kerinduan kepada masa kecil dan masa lalu yang pernah saya alami. Sebagai anak seorang TNI berpangkat sersan, saya ikut ayah saya di Garut. Ayah saya asli Banyumas. Sebagai anak yang tumbuh dan besar di lingkungan sebuah asrama militer di bagian selatan pinggiran kota Garut, kehidupan masa kecil saya penuh kekerasan dan romantika kenakalan lainnya. Asrama militer bernama Asrama Keril itu sampai sekarang masih hadir dalam sesekali mimpi saya. Mimpi tentang indahnya masa kanak-kanak seperti bermain sepak bola menggunakan bola plastik misalnya, mandi bersama teman di sungai kecil di tengah sawah yang airnya sebenarnya tak begitu bersih, mencuri buah jambu sukun milik orang kaya sampai sampai harus lari tunggang langgang karena dikejar anjing herder, atau bermain main layangan, dan yang tak pernah lupa hingga sekarang ini adalah saat dimana saya terpaksa menjadi pemakan cabe paling rakus dan hebat hanya karena memperebutkan semangkok bubur ayam yang dijanjikan oleh anak perwira menengah. Setelah SMA , saya baru sadar dan tertawa sendiri mengenang soal makan cabe itu. Waktu itu saya yakin saya dan anak anak lainnya dikerjain anak yang kecil kecil bergaya"bos" itu.
SD Cileudug 2 Garut berada tepat di seberang jalan depan asrama. Saat kelas 1, dengan penuh kasih layaknya ibu ibu pada umumnya, saya diantar ibu berangkat ke sekolah. Teman teman saya yang saya ingat hingga sekarang adalah Mira Intan Permata, Diana, Lia Casmira, Dida Juhardi, Jajang, Afif Suherman, Entin, dan hem yang lain sudah lupa. Maklumlah sudah berlalu 38 tahun yang lalu.
Beberapa bulan lagi saya akan berusia 50 tahun. Saya sungguh sangat rindu mereka. Semoga saya bisa bertemu mereka suatu saat nanti dengan ijin Allah tentunya. Usia menjelang 50 tahun sungguh ternyata menyisakan sejumput kerinduan terhadap teman teman SD saya yang menurut saya sangat indah saya jalani di sebuah kota kecil bernama Garut.
Benar benar rindu saya kepada mereka sangat tak tertahankan. Saya pernah beberapa kali menulis status tentang rindu teman SD di Facebook dan hasilnya tak berbuah sama sekali. Betapa rindunya saya kepada mereka. Betapa ternyata Alloh menciptakan rasa (emosi) berupa rindu kepada setiap hambaNya dengan begitu indahnya.....dengan begitu sempurnanya...... Semua itu dimaksudkan saya yakin dengan maksud agar setiap hambaNya memiliki kemampuan mengapresiasi setiap apapun yang dilihat oleh sepasang matanya.  Sebagai dzat Maha Kuasa, Alloh menciptakan rasa bernama rindu jelas bukan tanpa maksud. Dibalik apa yang diciptakan sang Khalik, pasti banyak hal yang baik bagi kita. Betapa rindu saya kepada teman teman sekolah saya di SD Cileudug 2 Garut. Saya berharap Allah suatu saat mempertemukan kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H