Mohon tunggu...
enha saja
enha saja Mohon Tunggu... -

BIASA JUGA DISAPA DENGAN USTADZ ENHA, SELAIN SEBAGAI MOTIVATOR KELUARGA BELIAU JUGASEORANG PRAKTISI PENDIDIKAN DALAM BIDANG MOTIVASI DAN SPIRITUAL DENGAN SPESIFIKASI KEAHLIAN PENDAMPINGAN KELUARGA DAN PARENTING

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kesadaran Itu Bernama Fitrah

17 Juli 2015   13:36 Diperbarui: 17 Juli 2015   13:55 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Setiap manusia dibekali dua potensi dalam kehidupannya. Potensi untuk ta'at dan potensi untuk sesat. Beruntunglah setiap manusia yang membersihkan jiwanya dan merugilah sesiapa yang mengotorinya.

"Dan demi jiwa serta penyempurnaannya. Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu. Dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya." (QS 91:7-10).

Sesungguhnya, Allah sedang membuat peta untuk kita, agar kehidupan ini dapat kita lalui dengan selamat, karenanya selalu diingatkan, bahwa dalam kehidupan kita terbentang dua jalan; jalan kebaikan dan jalan keburukan, manakah di antara dua jalan itu yang kita ambil.

"Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan." (QS 90:10)

Potensi ta'at dan sesat seperti yang Allah jelaskan dalam surat As-Syams di atas dalam kehidupan manusia bekerja secara halus, terkadang sulit bagi kita mengenalinya, karena itu sifat keduanya diilhamkan, sebuah istilah yang sangat personal dan subjektif. Tak ada satupun manusia di dunia ini yang berhak mendjuge orang lain telah melakukan keta'atan atau terjerumus dalam kesesatan. Manusia hanya dapat melihat yang tampak (lahiri) dan Allah menilai dari yang tidak tampak (batini). Sebagaimana ungkapan Nabi Muhammad dalam sabdanya, Dari Abu Hurairah RA, dia berkata: Rasulullah SAW bersabda: ((Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada bentuk-bentuk kalian dan tidak pula harta-harta kalian akan tetapi Dia melihat kepada hati-hati dan amalan-amalan kalian)). HR. Imam Muslim.

Karenanya, derajat kemuliaan seseorang tidak dinilai dari tampak lahir, siapa dan dari golongan mana, hanya ketakwaan yang membedakannya.

"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS 49:13)

Oleh karena pada dua jalan yang terbentang itu (keta'atan dan kesesatan), kita dipersilahkan memilih, maka semesta ujian pun menyertai. Ujian ini bersifat mengikat, ia merupakan proses yang berkelanjutan dan tidak segera selesai hingga kematian tiba.

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan." (QS 21:35)

Tuhan tidak menilai pada berapa banyak amal yang kita lakukan (kuantitas) tetapi seberapa besar mutu amaliyah kita (kualitas).

"Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun." (QS 67:2)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun