Mohon tunggu...
isel sariandi
isel sariandi Mohon Tunggu... -

Memandang, memahami dan menuangkan sekadarnya saja karena saya yakin bahwa manusia bukanlah boneka mainan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Saya Berharap Ada Donatur yang Bisa Ringankan Biaya Perobatan Anak Saya" ujar Ratino, Warga Batam asal Jogyakarta

26 Maret 2011   17:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:24 423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BATAM, TRIBUN - Yola Kurnia Putra (15), putra pertama dari dua bersaudara, pasangan Ratino (43) dan Sri Hasanah (37) hanya bisa terbaring lemas di runag perawatan Vavilium Tulip kamar 205 Rumah Sakit Budi Kemulian (RSBK), Batam. Hal ini terjadi, sebab Yola yang juga siswa SMP Negeri 8 Batam dan duduk di kelas dua ini, divonis dokter menderita penyakit Hidrosefalus (Penggumpalan cairan di dalam otak, red).

Akibat penyakit ini, Rianto orang tua Yola mengaku sudah sangat kebingungan, karena biaya yang diperlukan untuk membayar perawatan putra pertamanya sudah tidak ada lagi. "Kemaerin kita sempat dibantu dengan Jamsostek, namun hal itu tidak berlangsung lama dan sekarang sepertinya Jamsostek sudah tidak mau menangung lagi, karena mereka menganggap biayanya sudah diluar bajet yang ditentukan," kata Rianto yang sesekali membetulkan masker oksigen yang dikernakan putar pertanya itu, Senin (14/3). Dijelaskan Rianto, dokter yang menangani Yola mengatakan anaknya itu mengalami penyakit Hidrosefalus, dimana hal ini diketahui setelah anaknya itu mengalami koma akibat penyakit yang dideritanya sekitar tanggal 15 Februari 2011 lalu. "Saat itulah baru diketahui dan dokter yang menangani langsung mengambil tindakan dengan melakukan operasi," terang Rianto. Meski sudah dilakukan operasi di bagian kepala Yola guna mengeluarkan cairan yang ada, namun begitu tidak seerta merta menbuat Yola bisa seperti sedia kala, sebab Yola harus mengaikuti proses penyembuhan, yang hingga kini menurut pengakuan Rianto dirinya juga tidak tahu meski harus berapa lama proses itu dilalui hingga Yola bisa kembali normal seperti dahulu. "Memnag untuk operasi kemarin dibantu Jamsostek, tapi itu tidak semuanya. Sebab  dari operasi itu saya juga harus mengeluarkan tambahan sekitar Rp30 juta dan uang itu saya dapat juga dari meminjam sana seni," ungkap karyawan restoran Sankei. Kondisi Yola saat ini memang sungguh memprihatinkan, selain masker oksigen yang terus nempel di mulutnya, kondisi badannya juga terlihat sangat kurus, terlebih pada kondisi tangan dan kakinya, seolah hanya tinggal kulit dan tuling. Jelas saja hal itu terjadi dengan Yola, sebab dalam masa penyebuhan atau perawatan ini Yola sama sekali belum bisa mengkonsumsi makanan dan minuman. Bahkan untuk membantu mencukupi kalorinya, selian infus Yola juga dibantu dengan Pemberian Makan Melalui Ngt.

1301161758247220080
1301161758247220080
Sesekali Yola tersenyum  sewaktu menyaksikan acara TV yang disuguhkan dihadapannya, sementara kaki kanan dan tangan kanannya sampai sekarang belum bisa digerakkan. Begitu juga untuk komunikasi, Ratino menyebutkan putranya itu terpaksa menuliskan kata-kata melaui pesan teks (Sms) yang ada di posel, yang kemudian ditunjukkan ke pada dirinya, begitu juga sebaliknya. Dan yang membuat Rianto sangat terpukul, Lanjut dia, hampir setiap hari Yola menanyakan kepada dirinya, apakah Yola bisa kembali normal seperti dulu atau tidak sama sekali. "Hal ini yang sulit untuk saya jawab," papar Rianto dengan kondisi mata yang berkaca-kaca. Masih dengan Rianto, disebutkannya sebelum dibawa ke RSBK, Yola sempat dibawa ke Rumash Sakit Otorita Batam dengan keluhan sakit pada bagian mata dan pusing akibat gejala Hidrosefalus. Selain itu, korban merasakan sulit dalam bernafas akibat banyak cairan di tenggorokannya. Namun karena saat itu Yola sagat takut sekali untuk dioperasi, lantas Rianto memilih untuk pengobatan alternatif buat anakanya itu. Hingga akhirnya Yola mengalami tidak sadarkan diri tiba-tiba, dan dari situlah Yola dilakukan operasi di RSBK, yakni sekitar tanggal 17 februari 2011 lalu menjalani operasi Bedah Otak untuk mengeluarkan cairan tersebut. "Bakan sampai selesai operasipun, Yola kerap memberitahukan bahwa dia masih mengalami pusing dan belum bisa menggerakkan bagian kiri tubuhnya, serta tangan kanan dan kaki kanannya juga belum bisa digerakan," ceritanya. "Sekarang sudah dalam tahap pemulihan, tetapi saya belum tahu kapan bisa pulang dan seberapa besar biaya yang masih harus saya bayar ke RSBK," ungkap Rianto  lagi. Untuk itu Rianto sangat berharap sekali agar ada donatur yang mau memberikan bantuan untuk perawatan anaknya itu, sebab untuk saat ini Rianto sudah sangat bingung harus meminjam uang kemana lagi, untuk mencukupi biaya perawatan anaknya ini hingga bisa kembali normal seperti dahulu. "Saya berharap agar ada donatur yang bisa meringankan biaya perobatan anak saya ini, karena terus terang saya tidak sanggup lagi dan tidak tahu harus meminjam uang dimana lagi," ujar pria yang mengaku tinggal di Perumahan Ciketsu Blok A4 no 9 ini. Hidrosefalus sendiri merupakan suatu kelainan yang biasanya terjadi pada bayi, dan ditandai dengan membesarnya kepala melebihi ukuran normal dalam keadaan normal, tubuh memproduksi cairan otak (Cairan Serebro Spinal = CSS) dalam jumlah tertentu, untuk kemudian didistribusikan dalam ruang-ruang ventrikel otak, sampai akhirnya diserap kembali. Dalam keadaan dimana terdapat ketidakseimbangan antara produksi dan penyerapan kembali, terjadi penumpukan cairan otak di ventrikel. Kondisi inilah yang dalam istilah medis dikenal sebagai Hidrosefalus atau Hydrocephalus. Meskipun banyak ditemukan pada bayi dan anak, sebenarnya hydrocephalus juga bisa terjadi pada dewasa. Hanya saja, pada bayi gejala klinisnya tampak lebih jelas, sehingga lebih mudah dideteksi dan didiagnosis. Hal ini dikarenakan pada bayi ubun-ubunnya masih terbuka, sehingga adanya penumpukan cairan otak dapat dikompensasi dengan melebarnya tulang-tulang tengkorak. Terlihat pembesaran diameter kepala yang makin lama makin membesar seiring bertambahnya tumpukan CSS. Sedangkan pada orang dewasa, tulang tengkorak tidak lagi mampu melebar. Akibatnya berapapun banyaknya CSS yang tertumpuk, takkan mampu menambah besar diameter kepala, dan hal itulah yang sering membuat merasa pusing penderitanya, bahkan bisa membuat pingsan penderita. Bagi yang ingin membantu hubungi Riantono nomor 0856-68182145.

Alumni SMPN 28 Ngamen Bantu Yola

Belasan alumni SMP Negeri 28 Kota Batam turun ke jalan untuk menggalang dana pengobatan bagi Yola Kurnia Putra yang terserang penyakit hydrocephalus.

"Aksi ini sebagai bentuk solidaritas dan keprihatinan kami terhadap Yola agar segera sembuh," kata Regi Rezkiani, koordinator penggalangan dan alumni SMP Negeri 28 kepada batamtoday, Sabtu, 26 Maret 2011.

Regi mengatakan penggalangan dana itu dilakukan di dua tempat yakni Simpang Kabil dan Simpang Rosedale dengan cara menyodorkan kotak sambil membentangkan poster bertuliskan Simpati untuk Yola oleh alumni perempuan. Sementara, para alumni laki-laki mengelilingi antrian kendaraan dengan membawa gitar sambil menyanyi layaknya pengamen jalanan. Regi megemukakan awalnya penggalangan dana ini hanya dimaksudkan bagi kalangan alumni saja, namun setelah melihat kondisi Yola serta keadaan ekonomi orang tuanya yang memprihatinkan maka diambil sikap untuk melakukan penggalangan dana dengan turun ke jalan. "Aksi ini juga disetujui oleh pihak sekolah," kata Regi.

[caption id="attachment_97018" align="alignleft" width="300" caption="kondisi terakhir yola pada sabtu 26 maret 2011"]

13011618572086300290
13011618572086300290
[/caption] Aksi penggalangan dana itu digelar dari pukul 10.00 hingga pukul 12.00 dan seluruh hasilnya akan diserahkan langsung ke orang tua Yola. Bantuan untuk meringankan biaya perawatan terkumpul sebesar Rp950 ribu (*) "Kami alumni dan keluarga besar SMP Negeri 28 Batam mengharapkan agar Yola cepat sembuh, walaupun bantuan yang kami berikan tidak besar namun bantuan ini ada manfaatnya untuk meringankan pembiayaan keluarga korban," terangnya. Sementara itu, Ratino, orang tua Yola mengatakan sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan oleh alumni SMP Negeri 28 yang dinilai sangat membantu dalam meringankan pembiayaan bagi Yola selama menjalani perawatan di rumah sakit. "Kami berterima kasih atas bantuan kepada rekan-rekan Yola yang sudah peduli meringankan beban kami," kata Ratino.

"Bantuan ini adalah bentuk dari kepedulian dan sosial tinggi dari para alumni yang ikut merasakan apa yang dirasakan Yola saat ini," terangnya. (*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun