Mohon tunggu...
Isbah Habibi
Isbah Habibi Mohon Tunggu... -

TK: miftahul ulum, suko pacar peluk megaluh jombang\r\n\r\nMI: miftahul ulum, suko pacar peluk megaluh jombang\r\n\r\nMI: Bahrul Ulum, tambak beras Jombang\r\n\r\nMts: mu'allimin mu'allimat, Bahrul Ulum, tambak beras Jombang\r\n\r\nMA: mu'allimin mu'allimat, Bahrul Ulum, tambak beras Jombang\r\n\r\nS1: PBA, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Si Anak Durhaka

13 Mei 2015   07:01 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:06 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Plak!!" doni terjatuh ke lantai karena tamparan kakaknya. Dengan wajah merah dan air mata yang bercucuran serta mulut yang bergetar pertanda menahan kata yang ingin keluar dari mulutnya. "kamu itu ya, disiruh gitu saja gak ikhlas, pake marah-marah ke ibuk lagi" kata kakak perempuan doni "udah merasa bisa membayar jasa-jasa ibuk ta?" tambah kakak laki-lakinya dengan nada marah yang tak terbendung. Makian dan hina'an terus dilontarkan kearah doni silih berganti.Setiap doni akan bicara selalu meluncur kata "diam!!" dari kedua kakaknya ini. Siang itu mereka berdua seolah menumpahkan semua kesesalan mereka kepada doni yang mereka pendam selama ini.

***

Pagi itu seperti biasa doni bangun sa'at iqomah shubuh terdengar. Dia pun bergegas langsung lari ke masjid.Setelah wudlu di masjid diapun mengikuti sholat berjama'ah. Kemudian sehabis jama'ah usai doni kembali pulang dan berbaring sambil menghabiskan rasa kantuknya yang masih tersisa.Tak lama setelah dia baru terlelap dari tidurnya, ibunya membangunkannya dan memintanya untuk mengantarkan sang ibu berbelanja.Dinginnya pagi tidak terasa karena omelan ibunya memenuhi telinganya di sepanjang perjalanan. "kenapa aku yang dimarahi gara-gara tidur pagi, mas saja yang belum bangun gk diapa-apain" jeritnya dalam hati, tapi diam saja tanpa berkata apa-apa.Setelah mengantarkan ibunya berbelanja, doni kembali lagi ketempat tidurnya karena rasa kantuk yang kian tak tertahankan. Dan lagi-lagi setelah dia baru saja memejamkan matanya dia dibangunkan oleh omelan ibunya. "pagi-pagi udah tidur, kayak abis begadang aja, sana sapu halaman sana!!" seperti biasa ibu doni melakukan marah-marah hobinya, dan doni hanya bisa diam dan menahan semua kekesalannya.Di pagi yang masih remang-remang, halaman rumah sudah bersih dari dedaunan yang rontok dan dianggap mengganggu pemandangan."ah.. Akhirnya selesai juga.." kata doni dengan lega. Akhirnya mungkin kini doni bisa mengistirahatkan tubuhnya sebentar setelah semalam dia tidak bisa tidur karena ulah kakaknya yang sekamar dengannya menyalakan mp3 keras-keras.Tepat jam 6.30 terdengan ibunya membangunkan kakaknya, walaupun tidak keras dan tanpa berteriak-teriak tetap saja suaranya membangunkan doni."kamu itu gimane se?!! Wong mas kamu belom sholat shubuh kog gk kamu bangunin!!.." lagi-lagi doni yang terkena semprotnya. "ah... Salah lagi.." ucapnya dalam hati.Sisa pagi itu pun dia habiskan untuk membantu ibunya didapur. Dan juga membantu ambilkan ini ambilkan itu, beli trasi lah, beli mrica dan lain sebagainya.Baru tepat jam 9 pagi dia sarapan pagi, dan kakaknya pun ikut sarapan bersamanya setelah baru saja bangun dari tidur tambahannya. "ah.. Enak sekali orang ini.. Gk pernah dimarahin.. Jarang disuruh.. Bangun-bangun udah sarapan.." gerutunya dalam hati.Kegiatan doni belum berhenti sampai disitu. Karena setelah sarapan kakaknya tidak jelas keberada'annya maka donipun menjadi penggantinya, untuk menemani ibunya mengunjugi kebun.Akhirnya sampai jam 11.30 diapun baru selesai setelah menyirami tanaman-tanaman pala wija disana serta membersihkannya."ah.. Bisa istirahat juga.." kata doni sambil bernafas lega.

***

Siang itu keluarga doni makan siang bersama. Ayah dan kakak perempuan doni yang baru pulang mengajar pun, tidak ikut ketinggalan.Setelah sholat dhuhur, doni pun beranjak ke kamarnya untuk tidur, tapi seperti biasa musik kakaknya yang bukan main kerasnya itu membuatnya tidak mampu memejamkan mata.Diapun pindah ke ruang tamu keluarga. Dan tidur dengan penuh kekesalan di dadanya.

***

"doni!! Ambilin jemuran mbak-mu, udah kering semua tu" terdengar suara ibunya yang membuatnya terbangun kaget bukan main. "enggeh bu" kata doni malas. "enggeh-enggeh, tapi gk kepanggeh" saut ibunya. "bentar bu, masih panas" kata doni beralasan, tapi memang hari itu langit cerah dan tak ada tanda akan hujan. "mau nunggu kapan?!! Hujan?" debat ibunya. "kan gak mendung bu" alasan doni. "kamu tu ya, kalo disuruh itu alasan saja.." kata ibunya yang mulai jengkel. Dan ibunya pun tidak henti-hentinya mengomel, dan diapun pergi dengan agak kesal. Pintu rumahpun dibantingnya dengan keras, dan dari luar pun omelan ibunya masih saja terdengar.

***

Karena hari begitu panas, doni mengambil jemuran kakaknya dengan cepat, dan omelan ibunya masih saja terdengar dengan keras. Dan sa'at masuk rumah, pintu rumah dibantingnya dengan keras sekali lagi, berharap ibunya menghentikan omelannya yang makin membuat siang doni semakin penat. Tapi malang nasip doni, ibunya malah makin marah-marah, karena menganggap doni tak ikhlas sa'at diperintah hal kecil saja. Dan karena kekesalan yang memenuhi dadanya, doni pun marah juga.Cek cok antara anak pun tak terhindarkan. Doni yang merasa diperlakukan tidak adil melampiaskan kekesalannya dengan membentak bentak ibunya. Dan pandangan gelap ibunya yang menganggap doni selama ini tidak mau melakukan perintahnya malah membuat ibu tiga anak ini marah bukan main.

***

"plok!!" pas tepat di wajah doni pukukan sang kakak laki-kiki yang membela ibunya dan tidak trima ibunya dibentak-bentak adiknya. Kakak perempuannya pun ikut serta, bukannya menengahi, dia malah ikut memarahi sikap doni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun