Mohon tunggu...
Irwan Lamara
Irwan Lamara Mohon Tunggu... Konsultan - Hanya anak kampung yang mencoba belajar banyak hal

Hanya anak kampung yang mencoba belajar banyak hal

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Asal Usul Bahasa

22 Desember 2015   12:17 Diperbarui: 22 Desember 2015   13:57 1138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai manusia, dalam komunikasi sehari-hari kita tentu saja menggunakan bahasa. Bahasalah yang menjadi pengantar bagi kita untuk menyampaikan maksud kita kepada orang lain. Bahasa juga yang membuat kita bisa mengerti dan memahami orang lain. Tanpa menguasai bahasa maka kita akan kesulitan untuk memahami maksud orang lain.

Tapi pernakah kita bertanya dari mana bahasa itu berasal? Bagaimana bahasa bisa berada di tengah-tengah manusia dengan berbagai macam bahasa? Ilmuwan barat terilhami dari teori Evolusi, kemudian berusaha menyusun teori tentang asal-usul bahasa. Teori-teori tersebut diantaranya teori bow-bow, teori pooh-pooh, teori teori ding-dung, teori yo-he-ho dan teori ta-ta.

Menurut Teori bow-bow bahasa pertama kali muncul ketika manusia berusaha untuk meniru suara hewan-hewan buas dan suara-suara burung. Jadi menurut teori ini, manusia belajar bahasa dari hewan. Menurut teori pooh-pooh bahasa muncul sebagai akibat dari respon spontan terhadap rasa sakit, kebahagiaan, dan kekaguman terhadap sesuatu. jadi menurut teori ini, ketika terjatuh, terus secara spontan kita mengucapkan “aduh,, sakit” dari keadaan seperti itulah kemudian bahasa berkembang. Kalau menurut teori ding-dung bahasa muncul karena secara alami di alam ini ada resonansi bunyi, sehingga ketika manusia melihat suatu fakta, maka secara otomatis resonansi bunyi di alam itu akan membuat manusia mengeluarkan suara dalam bentuk bahasa.

Menurut teori ini bahasa diibaratkan seperti bel, yang ketika di pukul akan mengeluarkan bunyi. Contohnya ketika manusia melihat serigala, maka getaran resonansi dalam tubuh manusia akan mengeluarkan Wolf. Sedangkan teori yo-he-ho beranggapan bahwa bahasa muncul dari adanya aktivitas fisik manusia. Menurut teori ini bunyi dari aktivitas/kegiatan manusia itu yang kemudian diciptakan manusia untuk memberi semangat. Teori ta-ta menganggap bahasa pertama kali muncul ketika manusia pertama kali menyampaikan keinginannya melalui bahasa isyarat/gerakan tubuh yang kemudian diikuti dengan suara, dari suara ini kemudian dijadikan sebagai bahasa.

Semua teori di atas di bangun atas dasar teori evolusi, yang menganggap manusia berasal dari evolusi. Karena manusia berasal dari proses evolusi, maka bahasa manusia pun harus diciptakan oleh manusia untuk komunikasi. Namun,secara logika, teori-teori di atas tidak bisa memuaskan akal kita. Yang pertama misalnya, teori bow-bow, bahwa manusia belajar bahasa dari burung, tetapi faktanya manusialah yang mengajari burung. Teori pooh-pooh juga tidak bisa diterima, karena tidak bisa menjelaskan bagaiamana bahasa-bahasa yang muncul bukan dari respon atas rasa sakit atau rasa bahagia. Kemudian teori ding-dung yang katanya adanya getaran resonansi alami di alam raya, tetapi kalau itu terjadi secara alami, mengapa manusia memiliki bahasa yang berbeda-beda.

Ini tidak bisa dijelaskan. Sama juga dengan teori yo-he-ho yang melihat bahasa muncul dari bunyi aktivitas-aktivitas fisik. Terus bagaiaman menjelaskan bahasa yang tidak ada kaitannya dengan aktivitas fisik. Begitu juga dengan teori tata, yang menganggap bahasa berawal dari gerakan tubuh, tetapi bagaimana dengan bahasa-bahasa yang tidak ada kaitannya dengan bahasa tubuh. Kalaupun semua bahasa bisa di buat gerakan tubuh, kenapa bahasa bisa berbeda-beda, dan bagaimana orang bisa belajar gerakan tubuh dengan bunyi bahasa sekaligus. Ilmuwan barat yang berpijak pada teori evolusi kebingungan mengenai asal-usul bahasa yang kemudian menimbulkan banyak teori.

***

Bagaimana dengan umat Islam? Umat Islam sama sekali tidak ada permasalahan dengan asal-usul bahasa karena sudah ada jawabannya dalam Al-Qur’an.

“30. Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” 31. Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!” 32. Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[35].” 33. Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini.” Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”

Dari informasi di atas umat Islam paham bahwa nama-nama yang diajarkan Allah kepada Adam, kemudian Adam mengajarkan nama-nama benda kepada Malaikat tentu saja nama-nama tersebut dalam bahasa tertentu. Jadi, bisa dipahami bahwa bahasa berasal dari Allah, yang mengajarkan bahasa tersebut kepada Adam. Kemudian Adam mengajarkannya kepada keturunannya.

Jika bahasa diajarkan Allah kepada Adam, kenapa bahasa manusia bisa berbeda-beda? Bahasa tentu saja berkembang dari waktu ke waktu. Seiring berjalannya waktu, bahasa bisa berubah. Adam yang pada saat itu memiliki keturunan yang kemudian berpencar di permukaan bumi tentu saja kemudian menyebabkan perkembangan bahasa ini, sehingga pada akhirnya bahasa manusia berbeda-beda tergantung pada situasi dan tempat di mana sekelompok manusia hidup.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun