Aku hanya tak tahu,
Jika gurat keriput di wajahmu tak lagi
mengenal malu…
Aku hanya jarang memperhatikan,
Kau tak sama,
ketika aku masih kecil dulu…
Aku masih tak tahu,
Jika usiamu sudah lebih dari setengah
abad…
Yang aku harus tahu,
Cintamu padaku pasti lebih besar…
Masih jelas kuingat,
Ketika kau masih ‘muda’ dulu,
Dengan senang hati kau antarkan kami anak2mu dengan motor butut,
satu-satunya yang keluarga kita
punya,
Menerjang hujan deras sore itu,
demi membawa kami agar mengenal
firman-firmanNya…
Masih jelas kuingat,
Kau bahkan tak mengeluh ketika kami
masih tak tahu
bagaimana membantumu mencuci motor
butut itu…
Kau hanya meminta kami bawakan
mantel yang kau pakai
melindungi kami dari hujan deras…
Dan tak hanya hari itu…
Hari demi hari aku belajar banyak
darimu…
Semua yang kau korbankan,
Yang seringtak kusadari,
Atau bahkan kusepelekan…
Maka,
Maafkan, putrimu, Ayah…
Yang hingga kini belum berikan hal
membanggakan,
membahagiakan dalam hidupmu…hanya sebait doa yang selalu kulantunkan pada sang kuasa agar ayah selalu diberikan kesehatan dan umur yang panjang...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H