Berawal dari perkenalan jarak jauh, melalui hand phone (sms dan telpon) sampai pada sosmed (social media) yang terjadi hamper setiap hari. Saling mengenal satu sama lain, hingga akhirnya muncul kecocokan diantara kami. Jarak yang memisahkan, bentangan laut bukanlah menjadi penghalang. Papua adalah tenpat dimana beliau mengadu nasib sementara posisi saya yang berada di Kota Parepare. Yang membuat kami saling memendam rindu. 2014 Oktober adalah waktu dimana kami memulai menjalin dan menyatukan rasa.Â
Siapa sangka LDR (Long Distenation Relationship) yang kami jalani membuat saya menjadi wanita tegar, sabar dan setia. Alahamdulillah hal tersebut menjadi kepuasan saya tersendiri. Kekasih yang lazim dikenal dunia adalah Ricky. Sementara panggilan saya ke beliau adalah kakak dan beliau memanggil saya Inna. Ada satu hal yang unik dalam hubungan kami khsusnya nama sosmed saya yaitu Inna Bakpaw. Memiliki history tersendiri. Nama itu berasal dari kakak Ricky yang menjadi pencetus nama saya tersebut. Menurut kaka Ricky ketika saya tertawa ataupun tersenyum, pipi saya mengembang seperti bakpaw.
Itulah yang menginspirasi saya menggunakan nama Inna Bakpaw yang akhirnya sekarang sudah mendarah daging dan merupakan ciri khas dikenal orang. Menjalin hubungan kasih dengan jarak yang cukup jauh merupakan ujian dalam hubungan LDR (Long Distenation Relationship) ujian kesabaran, ujian kesetiaan , dan lain sebagainya. Tetapi alahamdulillah saya mampu melewati segalanya.
Juli 2015 saya akhirnya berangkat ke Kalimantan Timur, Bontang, Kilo 9. Daerah yang merupakan tempat keluarga saya menetap alias orang tua saya karena bulan itu adalah bulan suci Ramadhan, dimana saya libur jadi, saya memanfaatkan untuk mendatangi orang tua dan adik-adik saya. Terpisah dengan orang tua merupakan hal yang menguras pikiran dan perasaan. Sesampai di Kalimantan menikmati bulan sci Ramadhan bersama keluarga. Dan kakak Ricky pun kembali di kampung halamannya juga. Menikmati bulan suci Ramadhan bersama keluarga di Enrekang. Sulawesi Selatan dengan jarak Kalimantan tidak memutuskan komunikasi kami. Tiba saatnya kembali ke Sulawesi Selatan Kota Parepare, sesampai di sana saya sempatkan untuk mengunjngi keluarga dikampung. Kabupaten Pinrang Kecamatan Batulappa, beberapa hari di kampung . saya akhirnya kembali ke Parepare. Dan  saat yang saya nanti-nantikan bertemu dengan sang pujaan hati untuk yang pertama kalinya. Dan momen itu pun terwujud kami bertemu dan saling menampakkan keseganan, mal dan rasa-rasa yang bercampur aduk.
Beberapa kali bertemu yang membuat kami semakin akrab. Berbagai ujian yang menghantam kepercayaan akhirnya kami mampu melewati. Tibalah pada puncak perjalanan kasih. Kami saling memantapkan hati untuk melangkah ke tahap yang lebih serius lagi. Tahap yang diimpi-impikan semua manusia yang masih lajang. Dan terkadang ada saja hambatan yang membuat sesorang tidak jadi melaksanakan tak lain dan tak bukan yaitu pernikahan.Â
Merupakan pelaksanaan yang dapat menghalalkan wanita dan pria yang bukan muhrim. Untuk meraih Ridho Allah swt, alahamdulillah kami adalah salah satu pasangan yang beruntung, pasangan yang dilimpahkan nikmat kesempatan melangkah ke pernikahan dengan cara yang baik-baik menrut syariat Islam.
Rabu, 24 Januari 2016, pukul 11:00. Merupakan waktu yang telah disepakati kedua bela pihak keluarga, saya dengan keluarga kakak Ricky untuk pelaksanaan pernikahan kami. Kurang lebih 20 hari menyiapkan segalanya untuk hari H acara. Mulai dari undangan, sarana dan prasarana pelaksaan acara telah menyibukkan kedua bela pihak keluarga kami. Persyaratan secara UUD pun kami telah selesaikan dengan baik.
Hari demi hari telah berlalu tibalah waktu yang membahagiakan untuk kami. Keluarga yang berada jauh dari tempat pelaksanaan acara kami di Bacukiki Kecamatan Batulappa Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan. Termasuk orang tua saya yang di Kalimantan kembali ke kampong halaman untuk menghadiri, menyaksikan, merasakan, acara kami begitupun keluarga dari pihak kakak Ricky. 11:00 Rabu , 24 Januari 2016, telah terucap akad nikah yang dilaksanakan
Dengan berbagai acara secara Agama dan UUD di masjid Al-Amin Bacukiki. Lantunan kalimat kakak Ricky yang menyatakan beliau bersedia lahir dan batin menerima pernikahan ini. Serentak saksi pun mengiyakan, mengesahkan dengan sadar. Alahamdulillah Barakallah….do’a yang diucapkan merupakan penutup akad nikah, menggelitik hati, jiwa dan perasaan semua orang yang menghadiri acara tersebut. Utamanya kakak Ricky pribadi yang pastinya membuat beliau deg-deggan, bahagia dan berbagai macam rasa tak mampu diucapkan dengan kata-kata.Â
Pada hari itu maka sahlah hubungan antara saya dengan kakak Ricky. Rombongan pengantar kakak Ricky bergeser ke pelaminan sebagian bersama kakak Ricky menjemput saya sebagai pengantin wanita di kamar dengan adat-adat yang penduduk yakini. Setelah prosesi tersebut kami akhirnya ke pelaminan menyambut ucapan selamat hangat dari setiap undangan.Â
Dilanjut dengan acara foto bersama keluarga, kerabat dan teman-teman. Setelah undangan sudah tidak ada yang datang selanjutnya kami berangkat menuju kampong halaman suami yang disebut mamatua. ke rumah suami untuk bertemu mertua saya yang masih dalam keadaan berpakaian adat. Dengan jarak yang cukup jauh rombongan kami merasa lelah karena jalanan ke Enrekang berliku-liku sangat banyak tikungan yang kadang membuat kepala pusing. Olehnya kami tiba di tempat tujuan banyak orang yang menjemput kami . sambutan hangat dan manis dari keluarga baru. Tibalah saatnya prosesi mamatua  dengan cara mencium tangan kedua mertua saya setelah 30 menit berlalu rombongan kami akhirnya kembali ke kediaman saya dan mempelai pria ikut dengan rombongan. Dan menetap untuk beberapa hari di kampong saya, setelah 3 hari di kampong kami pun kembali ke rumah mertua saya dan menetap sampai sekarang.