Untuk mu tanggal lima
Aneh sekali rasanya, tak tahu juga, ini apa namanya?
Merasakan jantung berdegup kencang
Lidah terbata-bata
Grogi dibuatnya.
Hanya sekedar bercengkrama selepas tengah malam
Sambil berjalan hendak pulang kerumah,
Jalanpun berpasangan namun berjauhan dan mulai mengecilkan langkah.
Berjalan beriringan sambil tetap berfikir untuk memadu-padankan kata
Mengolah kata menjadirasa.
Berusahauntuk bisa saling menatap, tapi mata belum mampu berucap.
Tidak terlalu lama juga menapak jalan beraspal
Hanya hitungan belasan menit saja
Hingga sampailah disudut jalanan.
Emmm… bingung hendak berucap
Begitulah sipengemis terlihat dibahu jalanan
Tampak bodoh memang.
Pekerjaan pun dimulai!!!
Meminta-minta…
Iyah,
sipengemis mulai meminta
sesuatu yang dulu dia memang pernahmiliki bersama.
Permohonannya tidak terlalu aneh bagi dia
Hanya ingin memberikannya sebuah kejutan
Bisa mengajaknya melihat bulan bersama sambil makan-jajanan kesukaan.
Emosi bercampur-aduk, tapi hati tetap dingin dan tenang
Emm… tampaknya akan sulit, karena pengaturan waktu yang tidak pasti.
Kira-kira begitulah jawabannya.
Terlalu berharap pun tak baik jadinya
Pasti kecewa muncul jadinya
Cukup puas dengan jawabannya
Kini pengemis baru tau rasanya
Ketika tidak ada baru tau betapa sulit mendapatkanya
Hampir mirip rasanya,
Ketika seminggu yang lalu menapaki jalur berbatu bercampur pasir
Menuju Puncak Garuda Gunung Merapi.
Perlu kekuatan dan kesabaran memang.
Akh..sudahlah Puncak Garuda berhasil sudah terpijak
Sulit memang tapi harus dilalui.
Puncak yang satu ini beda,
Beda dari yang sudah pernah didaki Semeru,Rinjani bahkan Kerinci
Jalur pendakiannya pun lebih sulit, perlu bekal dan persiapan yang matang
Semuanya harus lebih: lebih sabar, lebih kuat, lebih mengerti.
Seketika mata inimulai berucap
Saling berpandangan berusaha menyorot bola mata.
Mencoba lagi untuk meminta
Keberanian pun mulai bertumpuk
Laksana Garuda yang sedang terbang
Sambil menurunkan kepakan sayapnya
Seraya berpegang pada keyakinan
Kemudian mencengkramkan kaki-kakinya pada batu harapan
Sambil menyatukan telapak tangannya
Menghadapkan tangannya keatas membentuk stupa
Hingga ditempelkan kedada
Sambil terus memohon dan Berharap
Untuk bisa lalui malam bersama,
Karena yakin esok tanggal lima, malam pasti cerah
bulan akan terlihat lebih besar dan sinarnyaterangikegelapan malam .
Hahahhahaha… Pengemis macam apa ini?
Memang terlihat Tampak bodoh
Bagaipungguk merindu bulan (yang hilang)
Masih saja Berharap ada Garuda terbang
Membawanya terbang, mendapatkan bulannya.
Semoga Tuhan mendengar permohonan tulus dari pengemis ini,
Amien…
Iriel
04 mei 2012
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H