Lalu, Agus Harimurti Yudhoyono yang diprediksi mempunyai karir militer bagus, juga bermuara pada politik. Dan juga wakil Agus, Sylviana Murni yang birokrat dan juga profesor, petualangan hidupnya juga berakhir di politik. Karena semuanya berakhir di politik, entah ini patut kita syukuri atau tidak, atau ini menunjukan kalau orang semakin tak percaya dengan politikus didikan partai politik.
Pada pilkada ini kita semakin yakin kalau politik boleh tidak masuk akal. Sebenarnya bergabungnya Ahok yang dielu-elukan sebagai Gubenur bersih, agak sedikit tidak masuk akal berkoalisi dengan partai yang dipimpin ‘papa minta saham’.Â
Sebelumya, Ahok mundur dari Gerindra karena partai ini mendukung pilkada tidak langsung. Dan celakanya, seperti masuk ke dalam jurang, Ahok masuk ke jurang yang lebih busuk. Karena mendukung pilkada tidak langsung lebih mulia dibanding meminta saham ke perusahaan asing.
Tapi itulah politik, boleh tidak masuk akal. Anies bergabung dengan Prabowo juga tidak masuk akal. Anies yang ikut Pilkada setelah sebelumnya nyalon presiden juga sedikit tidak masuk akal. Yang masuk akal saya kira cuman satu, yakni PKS tidak berkoalisi dengan Ahok.
Lalu, bagaimana kalau kita menjadi Anies Baswedan? apakah tawaran menjadi calon gubenur akan diterima? atau tetap konsisten menjadi akademisi?
Saya kira kalau semua di antara kita diberi kepercayaan menjadi Anies Baswedan, kita akan sulit. Tawaran dari partai politik terlalu menggiurkan karena menjadi Gubenur DKI sebagaimana kata Ahok, jabatannya setara dengan menteri. Bedanya, Gubenur tidak bisa di reshuffle, sedangkan menteri bisa.
Sedangkan menjadi akademisi sudah tidak lagi menggiurkan. Gajinya sedikit, jangkauannya terlampau kecil. Hanya satu kelas, atau satu kampus. Padahal, sebagaimana ungkapan Anies di mana-mana, kita harus Melunasi Janji Kemerdekaan.
Karena kemerdekaan itu membentang dari Sabang sampai Merauke, maka sulit melunasinya jika hanya berkutat di kampus. Mau tidak mau Anies harus jadi Presiden, sebagaimana Jokowi, peluang menjadi Presiden itu terbuka ketika jadi Gubenur DKI Jakarta.
Karena jadi Presiden harus melalui partai politik, maka Anies harus bergabung dengan partai politik, menjadi ketua umum parpol, atau mendirikan partai politik. Dan untuk menggapai itu semua, tentu kita harus ‘berdamai’ dengan kekuatan-kekuatan jahat yang ada di partai politik.
Lantas kenapa sulit sekali menjadi Anies Baswedan. Anda atau mungkin saya akan sulit jika diamanahi menjadi Anies Baswedan. Saya pikir-pikir, masalah dari sulitnya menjadi Anies itu hanya dua yakni karena dia terlanjur terkenal dan cita-citanya juga terlanjur tinggi. Maukah Anda menjadi Anies Baswedan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H