[caption id="" align="aligncenter" width="634" caption="Antisipasi Pengembang Menyongsong AFTA 2015"][/caption] APARTEMEN – Segala persiapan dari berbagai aspek dalam menyongsong perdagangan bebas ASEAN atau ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah dilakukan jauh-jauh hari oleh para pelaku usaha. Salah satunya pelaku usaha di bidang properti yang dalam persiapannya meningkatkan kapasitas sumber daya manusia agar mumpuni. Hal itu wajar dilakukan mengingat persaingan semakin ketat. Utamannya mengusai pengetahuan di bidang properti dan kemampuan bahasa asing. Demikian seperti yang diutarakan Mochtar Riady dalam talk show yang dihelat Asosiasi Real Estate Broker Indonesia (AREBI) DPD Banten. Bincang-bincang bertajuk “Properti Outlook & Strategi/Antisipasi Developer Besar Banten Menghadapi AFTA 2015” ini berlangsung di Gading Serpong, beberapa waktu lalu. Dalam kesempatan ini, Mochtar Riady, selaku pendiri Lippo Group itu menyampaikan bahwa AREBI sebagai wadah para pelaku usaha di bidang properti dapat meningkatkan kapasitas bisnisnya dalam memasuki era AFTA 2015. “Untuk bersaing, kita harus menjadi agen properti dan pengembang kelas utama, dan juga sebagai konsultan properti,” tandas Mochtar. Dalam penjelasannya di hadapan seratusan para pengembang dan agen properti, Mochtar mengungkapkan pertumbuhan bisnis properti terus meningkat, terutama di kawasan barat Jakarta. Tak terkecuali di provinsi Banten. Para pengembang kelas wahid di wilayah Banten sudah dan sedang mengembangkan kawasan hunian dan komersial skala perkotaan. Wilayah Banten memiliki keunggulan dari segi aksesibilitas. Misalnya, Bandara International Soekarno – Hatta, dan banyak akses tol lainnya. “Tren pertumbuhan properti sangat cepat. Sebagian besar lahan di Jakarta dan Banten sudah dimiliki atau dikembangkan developer. Sementara, akses sangat mempengaruhi bisnis properti. Ketersediaan akses menjadi keuntungan tersendiri bagi developer,” paparnya. Sementara itu, Nurul Yaqin, Ketua AREBI Banten periode 2011-2014, menjelasakan tantangan agen properti akan semakin besar. Dalam AFTA 2015, agen properti Indonesia harus bersaing dengan agen asing. “Saya kira saingan terberat mungkin datang dari Singapura dan Malaysia. Mereka sudah memiliki sistem yang bagus, database dan networking-nya pun dari seluruh dunia. Menjadi PR kita bersama untuk meningkatkan kemampuan agen, termasuk soal product knowledge dan kemampuan berbahasa asing,” pungkas Nurul. Sumber: www.infonitas.com
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H