Mohon tunggu...
Bari Muchtar
Bari Muchtar Mohon Tunggu... -

Mantan jurnalis Radio Nederland siaran Bahasa Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Belanda Peringati Kapitulasi Jepang

16 Agustus 2014   10:37 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:24 354
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Indisch Monument Deh Haag (sumber: jobsisbrown.com)"][/caption]

Tanggal 15 Agustus kemarin sekelompok warga Belanda merayakan hari pembebasan. Mereka memperingati menyerahnya tentara Jepang apa yang disebut kapitulasi. Dengan demikian berakhirlah Perang Dunia II di Asia Tenggara dan berakhir pula keterlibatan Belanda dalam Perang Dunia Kedua.

Siapa yang merayakan hari pembebasan tanggal 15 Agustus itu? Setelah Indonesia merdeka orang-orang Belanda yang dulu pernah tinggal di Indonesia atau Hindia Belanda hijrah ke negeri asal mereka. Bukan hanya orang Belanda asli saja yang hengkang dari wilayah bekas jajahan Belanda itu, tapi juga orang Belanda yang berdarah campur Indonesia (Asia) dan banyak pula warga Maluku. Walhasil orang-orang yang berkaitan dengan pemerintah kolonial Belanda yang tidak bersedia atau tidak bisa lagi menetap di Indonesia, eksodus ke Belanda.

Pengalaman sejarah para migran dari Hindia Belanda ini sangat berbeda dengan pengalaman sejarah orang Belanda di Eropa. Yang di sebut terakhir ini mengalami pendudukan Nazi Jerman, sementara yang dari Hindia Belanda pernah ditindas Jepang. Selain itu para repatrian dari Hindia Belanda ini tidak mendapat sambutan yang baik ketika mereka baru tiba di Belanda, karena dianggap bekas penjajah.

Tiap tanggal 5 Mei Belanda merayakan hari pembebasan dari kekejaman Nazi Jerman. Tapi hari pembebasan bagi orang Belanda pindahan dari Hindia Belanda tadi adalah tanggal 15 Agustus 1945 yakni hari tentara Jepang menyerah. Di zaman Jepang mereka banyak yang ditahan di kamp-kamp internir Jepang. Mereka sangat menderita.

Setelah sempat berjuang lama akhirnya penderitaan para repatrian itu diakui resmi pemerintah Belanda. Dan mereka pun memiliki hari pembebasan nasional sendiri, yaitu tanggal 15 Agustus. Sejak 1988 berdirilah Indisch Monument (Monumen Indis) dan di sinilah peringatan itu dilaksanakan tiap tahun.

Pemerintah Belanda selalu hadir dalam peringatan 15 Agustus ini yang diwakili setidaknya oleh perdana menteri. Malah pada tahun 2010 Ratu Beatrix pernah menghadiri acara ini bersama Balkenende, perdana menteri saat itu. Pada peringatan 15 Agustus 2014 kemarin ada tamu dan pembicara khusus, yaitu mantan ketua Parlemen Belanda Gerdi Verbeet. “Perang belum berakhir betul saat jenderal membubuhkan tanda tangannya di sebuah dokumen,” katanya di depan para hadirin di Indisch Monument di Den Haag.

“Perang juga belum berakhir kalau orang yang kita cintai masih raib dan belum diketahui keberadaannya,” tambahnya. Gerdi Verbeet juga mengatakan, bahwa perang juga meninggalkan jejaknya bagi generasi berikutnya.

Gerdi Verbeet dalam pidatonya juga menyinggung nasib orang-orang dari Hindia Belanda yang mengalami “sambutan yang dingin” ketika baru tiba di Belanda. “Kurang adanya penghargaan dan pengertian terhadap orang-orang Belanda ini terkait identitas Indisnya, pengalaman perang mereka yang mengerikan, dan kerinduan mereka terhadap negara yang sudah hilang.”

Pada peringatan kali ini Perdana Menteri Mark Rutte dan menteri muda kesehatan Martin van Rijn meletakkan karangan bunga di Monumen Indis. Dan pada hari ini semua gedung pemerintah memasang bendera.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun