Mohon tunggu...
Oki lukito
Oki lukito Mohon Tunggu... Penulis - penulis

Insan Bahari

Selanjutnya

Tutup

Money

Esensi Deklarasi (Tol Laut) Doro Londa

16 Maret 2019   18:08 Diperbarui: 16 Maret 2019   18:15 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keunggulan armada Pelra tidak memerlukan pelabuhan khusus karena mampu mendarat di pantai yang perairannya dangkal sehingga memudahkan bongkar muat, aktivitas yang tidak bisa dilakukan kapal konvensional. Demikian pula tarip muatannya jauh lebih murah dibandingkan kapal Tol Laut.

Sapi dari NTT ke Tanjung Perak atau Tanjung Priok misalnya, taripnya per ekor Rp 200 ribu, sedangkan kapal angkutan ternak Rp 700 ribu per ekor. Tarip angkutan sembako dan pupuk dari Tanjung Perak atau Pelabuhan Gresik ke Banjarmasin Rp 190-250 per kilogram. Bandingkan dengan kapal konvensional yang bertarif Rp 350 per kilogram-450 per kilogram. 

Dengan demikian sebuah ironi, di tengah gencarnya promosi program Tol Laut dalam visi Poros Maritim Dunia yang dideklarasikan dalam Nawacita Kabinet Kerja, kapal rakyat tradisional diabaikan walaupun merupakan bagian dari subsistem Angkutan Laut Nasional. (Bisnis Indonesia, 20 Februari 2019)

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun