Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Rauf Ramang Meninggal Dunia

12 Januari 2014   11:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:54 104
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_305542" align="alignleft" width="498" caption="Rauf Ramang (dear)"][/caption] Innalillahi wa inna ilaihi rajiun. Masyarakat sepakbola Sulawesi Selatan kembali berduka, setelah kehilangan lagi seorang pemain putra si ‘Macan Bola’ Ramang, Rauf Ramang. Almarhum meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.Wahidin Sudirohusodo, Sabtu (11/1) sekitar pukul 21.30 Wita.

Irwan, putra mendiang Anwar Ramang menjelaskan Ahad (12/1) pagi, Rauf (68) selama dua hari dirawat di RS Dadi Makassar, kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Wahidin dan dirawat empat hari sebelum menghembuskan napasnya yang terakhir. Irwan tidak menjelaskan penyebab Rauf meninggal, tetapi selama ini dia dikenal mengidap penyakit asma dan sesak napas. Kemungkinan besar akibat kebiasaan merokok yang susah ditinggalkannya.

Menurut Irwan, jenazah pamannya dikebumikan di Pekuburan Dadi, Makassar ba’da lohor. Kedua orangtua dan adiknya Anwar Ramang dikebumikan di Pekuburan Islam Panaikang, Makassar.

Perawakan Rauf identik dengan almarhum ayahnya. Kalau orang mau melihat seperti postur Ramang, maka tidak usah jauh-jauh. Datang dan bertemulah dengan anaknya yang satu ini, Rauf. Dia bagaikan pinang dibelah dua dengan ayahnya. Yang berbeda sedikit, hanyalah pada wajahnya. Kalau posturnya, praktis sama. Rauf tak menyangkal kemiripan dirinya dengan ayahnya.

Jika dibandingkan adiknya, Anwar, Rauf sedikit lebih pendek. Posisinya ketika bermain di kesebelasan yang diperkuatnya adalah pemain belakang. Oleh sebab itu, dalam hal inventarisasi gol, Rauf memang bukan termasuk pemain haus gol. Posisinya adalah pemain pendukung, belakang.

[caption id="attachment_305543" align="aligncenter" width="507" caption="Roy Suryo dan Nyonya bersama Rauf (ke-2 dari kiri) dan Anwar Ramang ketika berkunjung ke kediaman Keluarga Ramang Jl.Landak Baru Makassar.(dear)."]

1389500101626361866
1389500101626361866
[/caption] Kepada penulis, Rauf Ramang pasca pension dari sepakbola, berbeda dengan adiknya, almarhum Anwar yang masih selalu ke lapangan bola melatih para pemain yunior. Rauf sama sekali. tidak pernah menonton pertandingan PSM selama Liga Indonesia. Pertandingan sepakbola le bih banyak ditontonnya melalui layar kaca. Apa pasal? Selain kualitas permainan PSM sudah menurun, juga di tim yang melabeli dirinya sebagai Pasukan Ramang itu, sama sekali tidak merepresentasikan nama yang dipikulnya. Tidak ada lagi semangat dan spirit kedaerahan. PSM lebih banyak ditebari pemain asing.

Seperti diungkapkannya di dalam buku Ramang Macan Bola (2011) karya penulis, anak kedua Ramang ini sempat bertanya. Ada apa dengan pemain asal Makassar`Sulawesi Selatan yang selama ini duduk di bangku cadangan selama di PSM, tetapi kemudian masuk line up kesebelasan lain di Indonesia. Ada apa dengan sistem perekrutan pemain di PSM. Urusan PSM sudah mulai diintervensi masalah macam-macam, bukan melulu soal olahraga. Kerap ada nuansa politis di dalamnya..

Dia mengatakan, inti permainan bola adalah memperkuat pertahanan dan mempertajam serangan. Itu saja. Kalau pertahanan tidak kuat, tim akan terus kebobolan. Kalau serangan tidak tajam, capek saja menciptakan pertahanan yang tangguh tanpa mencetak gol. Kedua strategi inilah yang wajib dimiliki oleh sebuah tim. Tidak boleh hanya memperkuat pertahanan belaka. Serangan yang berujung pada mencetak gol itu jauh lebih penting lagi.

Raufselama kariernya sebagai pemain bola pernah memperkuat PSAD Makassar, Persipal Palu, Persigowa Gowa ketika menjadi karyawan Pabrik Kertas Gowa paruh tahun 70-an. Ketika memperkuat Persipal Palu, kesebelasan besutan Ramang yang diperkuat dua anaknya itu, hamper saja masuk ke Divisi nUtama PSSI. Persipal dihempaskan Persipura Jayapura pada pertandingan penentuan mencari satu tim Divisi Utama PSSI.

Setelah pabrik kertas itu gulung tikar, Rauf pun menganggur. Dia sempat juga melatih Gasma Enrekang, yang mengantar kesebelasan itu meraih juara III pada tahun 1999. Pada akhir tahun 2006-awal 2007, Rauf pernah melatih kesebelasan kampong di Kecamatan Bula Seram Timur, Maluku. Kesebelasan yang dia poles selama 15 hari itu, mampu keluar sebagai juara II tingkat kabupaten.

‘’Padahal, itu kesebelasan kampong. ABC sepakbolanya dimulai dari nol,’’ ungkap Rauf kepada penulis di kediamannya Kompleks Minasa Upa Makassar, 4 Juli 2010 malam.

Katanya lagi, dia harus tinggal 45 hari menunggu transportasi yang mengangkutnya kembali ke Makassar. Ayahnya, Ramang meninggal 26 September 1987, sementara Anwar Ramang meninggal pertengahan tahun lalu dan dikebumikan berdampingan dengan ayahnya di Pekuburan Islam Panaikang, Makassar. (***).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun