Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Musibah Udara Kita dalam Angka (2-Habis)

8 Januari 2015   02:42 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:35 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecelakaan pesawat adalah sesuatu yang luar biasa, bukan peristiwa biasa. Oleh karena peristiwanya pun langka, sehingga kerap selalu menarik perhatian. Kecelakaan pesawat sangat berbeda dengan musibah yang menimpa kendaraan darat seperti mobil dan kereta api. Kendaraan darat kalau mesin ‘’ngadat’’, bisa langsung berhenti dan dalam kondisi yang aman harapan hidup penumpangnya jauh lebih besar. Tidak demikian dengan pesawat. Jika kecelakaan, misalnya mesinnya langsung ‘’ngambek’’ selagi di udara, untung-untung kalau pilot masih mampu membawa kembali mendarat. Jika tidak, ya akan selesai.

Dari puluhan insiden kecelakaan pesawat di tanah air, mungkin insiden yang menimpa pesawat Boeing 737-200 Adam Air rute Bendara Soekarno-Hatta-Makassar 11 Februari 2006 yang rada ‘’aneh’’ dan ‘’lucu’’. Bayangkan saja, pilot selama tiga jam yang membingungkan terbang tanpa kendali navigasi. Pilot yang tiba-tiba melihat ada landasan di Kabupaten Sumba Barat P.Sumba, menurunkan pesawatnya dan langsung mendarat. Selamat. Lucu, karena pilot tidak tahu nama bandara tempat dia akan mendaratkan pesawatnya. Nanti setelah mendarat baru pilot maklum dan saya anggap termasuk berani, karena berhasil mendaratkan pesawat berbadan lebar pada Bandara Tambolaka, peninggalan Jepang tahun 1942 dan dioperasikan untuk penerbangan komersial tahun 1980 yang hanya memiliki landasan sepanjang 1.600 m.

Pada tahun 1997, setelah diperpanjang hanya dapat didarati F-27 dan setelah diperpanjang lagi menjadi 1.600 baru dapat didarati pesawat jet jenis F-28. Setelah diperpanjang lagi menjadi 1.800, Fokker 100 yang ditumpangi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pernah mampir di bandara ini.

Lebih hebat lagi, tulis Chappy Hakim, mantan Kepala Staf TNI AU, dalam bukunya ‘’Believe or Not’’ Dunia Penerbangan Indonesia;; (Kompas, 2014), tanpa menunggu tim investigasi datang, pesawat langsung diperbaiki di tempat dan secara tergesa-gesa mengangkasa lagi menuju tujuan akhirnya, Makassar.

‘’Ini menyalahi aturan, juga membahayakan karena landasan Tambolaka tidak memenuhi persyaratan untuk lepas landas dan pendaratan pesawat sejenis Boeing 737. Penyelidikan tidak dapat dilakukan, sebab peralatan navigasi yang rusak sudah diperbaiki,’’ kata Chappy Hakim. Dan, tetaplah insiden Adam Air itu jadimisterius sama misteriusnya dengan Adam Air yang lenyap di perairan Mamuju 1 Januari 2007 itu.

Terbanyak Januari

Dari 86 kali insiden kecelakaan pesawat tersebut ternyata hampir seluruh tanggal dalam sebulan (31 hari) pernah mencatat kecelakaan pesawat, kecuali tanggal 8. Penjelasan tanggal-tanggal kejadian ini tidak dimaksudkan agar pembaca memilih tanggal-tanggal ‘’aman’’untuk terbang, sebab kecelakaan tersebut adalah sesuatu yang sangat tidak terduga (‘’unpredictable’’). Yang jelas, pada tanggal dengan angka yang selama ini dianggap sebagai saat yang selalu dihindari, menunjukkan intensitas yang cukup tinggi.

Kecelakaan pesawat tertinggi terjadi pada tanggal 7 (6 kali), tanggal 9, 13 dan 19 (5), tanggal 4, 10, 18, dan 23 (4), tanggal 1, 3, 5, 11, 17, 20, 24, 25, 27, dan 30 (3), tanggal 2, 6, 14, 15, 22, 28, dan 29 (2), dan tanggal 12, 16, 21, 26, dan 1 tercatat masing-masing satu kali insiden.

Ada dua hari, 5 Mei 2006terjadi dua insiden terpisah, yakni pesawat Batavia Air Penerbangan 843 jurusan Jakarta – Ujung Pandang – Merauke setelah beberapa saat mengudara pilot meminta balik ke bandara, pada saat mendarat ban pecah dan pesawat tergelincir di landasan pacu Bandara Soekarno Hatta, 127 penumpang selamat, 4 orang luka-luka. Di Puncak Jaya, Papua pesawat Twin Otter milik Trigana Air Service dengan 9 penumpang pejabat pemerintah daerah Puncak Jaya, Papua dan 3 awak jatuh dan menewaskan semua penumpangnya. Pesawat diduga menabrak dinding gunung.

Sementara pada tanggal 17 Januari 2007 pada dua tempat terpisah terjadi dua insiden kecelakaan pesawat udara. Pesawat Mandala Airlines Penerbangan 660 tujuan Jakarta-Makassar-Ambon terpaksa kembali ke Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng akibat gangguan pada salah satu rodanya. Pesawat ini sempat mengudara 30 menit namun kemudian diketahui ada kelainan pada roda pendarat. Pada hari dan tanggal yang sama Batavia Air Boeing 737-400 rute Manado-Balikpapan-Jakarta dengan 147 penumpang dengan empat pramugari gagal melanjutkan perjalanan karena satu roda pesawat rusak.

Saya tidak bermaksud mengajukan pilihan kepada para pembaca untuk memilihbulan yang aman untuk menggunakan angkutan udara. Sebab, keperluan seseorang tidak mengenal bulan dan hari. Hanya saja, dari rentetan insidenpesawat tersebut, ternyata 16 kali insiden kecelakaan terjadi pada bulan Januari. Masing-masing 10 kali pada bulan Maret dan April, 8 kali terjadi padaFebruari, Mei, dan Desember. Lima kali terjadi pada bulan Juni dan 4 kali pada bulan-bulan Juli, Agustus, September, Oktober, dan November.

Apakahintensitas insiden yang terjadi pada bulan-bulan dengan angka tertinggi itu disebabkan oleh cuaca, yang pasti bulan-bulan tersebut masih termasuk pada musim hujan. Tetapi ada juga insiden yang cukup tinggi terjadi justru pada ujung musim hujan, yakni April (10) dan Mei (8). Jika kita simak, bulan-bulan tersebut berada di dalam jangkauan musim hujan, saat yang selalu kita tengarai sering terjadi cuaca buruk dalam penerbangan, terutama terjadinya ‘’turbulent wether’’ (cuaca membadai) atau ‘’turbulence’’ (pergolakan, kerusakan, kekacauan, gerakan putaran).

Jika dilihat dari tahun insiden, terbanyak terjadi tahun 2007 (10 kali), 2006 dan2011 (7), 2005 dan 2013 (5), 1979 dan 1994 (4), 1992, 1993, 1995, 1997, 2002, 2004, 2009, 2010, 2012 (3), 1984, 1988, 1990, 2008, (2), dan 1974, 1980, 1981, 1982, 1987, 1991, dan 2014 masing-masing 1 kali.

Jika dilihat perusahaan penerbangan yang sering mengalami insiden, terbanyak adalah Lion Air (22 kali). Ini tidak mengherankan, karena armadanya cukup banyak. Disusul Merpati Nusantara, 15 kali. Ini pun tidak mengherankan, karena ketika masih beroperasi, Merpati menjadi jembatan udara yang menghubungkan wilayah-wilayah terpencil yang tidak diterbangi oleh perusahaan penerbangan lainnya. Garuda berada di peringkat ke-3 dengan 14 kali terjadi dan sebagian besar merenggut korban jiwa yang cukup besar. Sriwijaya Air berada di urutan ke-4.

Perusahaan penerbangan dengan intensitas kejadian mencapai 4 kali, menimpa pesawat perusahaan penerbangan Bouraq Airlines, Trigana Air Services, Adam Air, dan Batavia Air. Pesawat Dirgantara Ari Service dua kali mengalami kecelakaan. Pesawat Mandala mengalami tiga kali insiden, sementara Nusa Buana Air, Sabang Merauke Raya Air Charter (SMRAC), Pan Malaysia Air Transport, Air Fast, Pelita Air Service, Sukhoi, AirAsia, Silk Air, dan Pan American masing-masing satu kali.

Dari seluruh insiden kecelakaan tersebut, terbanyak ternyata terjadi di Bandara Hasanuddin Makassar, ketika masih menggunakan bandara lama. Ini boleh jadi, karena ukuran landasan yang belum standar seperti saat ini. Jumlahnya mencapai enam kali, disusul Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru 4 kali, Bandara Supadio Pontianak 3 kali, dan Soekarno Hatta 3 kali. Adisucipto Yogyakarta, Ngurah Rai Denpasar, Minangkabau Padang,danBandara Sultan Badaruddin II Palembang masing-masing2 kali dan yang lainnya dari 23 bendara itu masing-masing satu kali. (*)

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun