[caption id="attachment_370814" align="aligncenter" width="640" caption="JK Center di Kampus Teknik Unhas Gowa "][/caption]
Wakil Presiden didampingi Ibu Mufidah Jusuf Kalla, Jumat (27/3) petang meresmikan JK Center di Kompleks Fakultas Teknik Unhas Kabupaten Gowa. Disaksikan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Natsir, Dubes Jepang diwakili Masaki Tani, Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu, tiga mantan Rektor Unhas: Basri Hasanuddin, Radi A.Gany, dan Idrus A.Paturusi, Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Bachtiar, Kapolda Sulselbar Irjen Pol.Anton Setiaji, Bupati Gowa Ikhsan Yasin Limpo, Walikota Makassar Danny Pomanto, dan sejumlah Bupati di Sulsel, JK usai menandai peresmian dengan ucapan bismillahirahmanirrahim langsung meninjau keliling dan menyaksikan pameran yang dilaksanakan di lantai II gedung yang baru rampung 75% itu.
Secara berkelakar, JK mengatakan, awal dari pembangunan kampus ini dari kemarahan, lantaran sering terjadi tawuran antar mahasiswa Teknik dengan Fisipol di Kampus Tamalanrea. Ketika di ujung-ujung masa bakti Radi A.Gany, muncul ide membangun tanah bekas Pabrik Kertas Gowa ini menjadi kampus II Teknik Unhas. Rencana ini terus dilanjutkan ketika Idrus A Paturusi menjabat Rektor Unhas.
Dana awal diperoleh Rp 50 miliar untuk merenovasi pabrik ini menjadi gedung yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan. Pendirian Fakultas Teknik di Gowa ini seiring dengan rencana yang dilontarkan JK ketika menjabat Wapres periode I dengan Susilo Bambang Yudhoyono untuk membangun dua pusat pendidikan teknik yang besar di luar Pulau Jawa. Diputuskanlah, satu lokasi berada di Sumatera dan satu lagi di Indonesia bagian Timur. Makassar kemudian menjadi pilihan, karena ada basis Fakultas Teknik Unhas yang kuat.
‘’Jadi kita ingin membangun kampus yang futuristik. Bukan kampus yang seperti museum yang berorientasi ke masa lalu. Kampus itu harus berorientasi ke masa depan, 20-30 tahun ke depan,’’ kata JK dalam sambutan tanpa konsep sekitar 30 menit itu.
JK mengatakan, selama ini kita membangun universitas dengan orientasi ke belakang, sejatinya harus ke masa depan. Pendidikan itu tidak boleh ditawar-tawar, harus berjalan terus. Kita harus membuat kampus dengan lingkungan yang bagus disertai dukungan teknologi. Ilmu itu berkembang terus. Information and Technology (IT) berkembang 100% setiap 18 bulan. Yang lain tiap lima tahun. Ilmu kedokteran berkembang dua kali lipat tiap 3 tahun.
‘’Jika seorang dokter tidak belajar tiga tahun, maka ilmunya tinggal setengah,’’ kata JK.
Ia meminta agar kampus ini dijaga dengan baik. Dari kampus ini kita harapkan lahirnya ilmu pengetahuan dan teknologi dan menjadi pusat bagi Kawasan Timur Indonesia.
‘’Para mahasiswa yang memecahkan kaca harus dikeluarkan. Seorang insinyur harus bekerja menggunakan otak, tangan, dan hati,’’ JK mengingatkan.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Natsir menilai, Kampus Teknik Unhas ini termegah yang pernah dilihat di Indonesia, Melalui kampus ini diharapkan dapat membentuk insan berilmu pengetahuan tanpa melupakan pembangunan budaya mutu.
Berkaitan dengan pembangunan budaya mutu ini, dia menyebutkan, akhir tahun 2014 tercatat 4.341 perguruan tinggi (negeri dan swasta) di Indonesia dengan program studi 21.050 yang didominasi prodi Pendidikan dan Keguruan. Sekitar 4.205 program studi dimanfaatkan secara tidak bertanggungjawab dengan rasio dosen : mahasiswa, 1:400. Pada tahun 2014 31 prodi dicabut, karena melakukan tindak tidak bertanggungjawab itu.
Muhammad Natsir tidak setuju Fakultas Teknik Unhas diarahkan menjadi Institut Teknologi, karena Unhas yang sudah menjadi perguruan tinggi negeri berbadan hukum jika itu terjadi merupakan suatu kemunduran. Pasalnya, ada satuan pendidikan harus dimulai lagi dari nol.
‘’Kita tiap minggu mengadakan rapat mengenai masalah pendidikan dengan Pak JK dan kehadiran center ini tidak lepas dari visi beliau,’’ ujar Natsir.
Rektor Unhas Dwia Aries Tina Pulubuhu mengatakan, hadirnya fasilitas JK Center ini merupakan bentuk tanggung jawab sosial Unhas dan arah visi Unhas tahun 2030 dengan mengembangkan sumber teknologi tepat guna guna dalam mentransfer teknologi maju. Fasilitas JK Center terdiri atas gedung untuk kegiatan saintifik dan pusat teknologi
Fakultas Teknik dengan 13 program studi memiliki 5.824 mahasiswa, 261 dosen, 22 orang di antaranya guru besar. Melalui soft loan Jepang 28 doktor dihasilkan dari berbagai perguruan tinggi di Jepang dan sebagian sudah kembali. Empat puluh peneliti bergantian dan tiap tahun 25 peneliti ke Jepang.
‘’Unhas juga sudah menandatangani nota kesepahaman dengan Lembaga Riset Nuklir di Jepang,’’ kata Dwia Aries Tina Pulubuhu.
Pembangunan Kampus Teknik Gowa ini memperoleh pinjaman lunak dari Jepang 7,8 miliar Yen dalam empat paket dengan konsep kampus hijau. Fasilitas yang sudah rampung, Teknik Perkapalan, Geologi, dan ruang kelas. Yang masih tertunda adalah dana pendamping 3,8 miliar Yen untuk membangun auditorium dan student center.
‘’Sudah tiga angkatan mulai melaksanakan kuliah di sini. Jika ada barang hilang tersedia ruangloss and found, sehingga mahasiswa harus memiliki karakter dan integritas,'‘ kata Dwia. (mda)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H