Mohon tunggu...
M.Dahlan Abubakar
M.Dahlan Abubakar Mohon Tunggu... Administrasi - Purnabakti Dosen Universitas Hasanuddin
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Dosen Fakultas Sastra Universitas Hasanuddin

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jenazah Prof.Amiruddin Dimakamkan dalam Upacara Militer

22 Maret 2014   21:19 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:37 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sebagai salah seorang penerima penghargaan Bintang Maha Putra Utama (1996), Prof.Dr.A.Amiruddin selayaknya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Panaikang, Sabtu (22/3). Namun sebelum meninggal, Amiruddin pernah menitipkan amanah agar dimakamkan di samping makam istrinya, Drs.Kusudarsini Amiruddin yang meninggal 9 November 1991.

Meski demikian, baik saat pelepasan jenazah dari rumah duka di Jl.Hertasning Makassar dengan inspektur upacara Rektor Universitas Hasanuddin Makassar Prof.Dr.dr.Idrus A Paturusi maupun pada upacara pemakaman di PekuburanIslam Panaikang dengan inspektur upacara Gubernur Sulawesi Selatan Dr.H.Syahrul Yasin Limpo, S.H., M.Si,M.H., prosesi pemakaman jenazah dilaksanakan dalam upacara militer.

Tampak hadir di rumah duka, mantan Wakil Presiden M.Jusuf Kalla (JK), Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo, Wakil Gubernur Sulsel Agus Arifin Nu’mang, mantan Wagub Sulsel Ambo Eteng Amin, mantan Sekda Sulsel M.Parawansa, mantan Rektor Unhas Prof.Dr.Basri Hasanuddin, M.A. dan Prof.Dr.Ir.Radi A.Gany, Ketua DPRD Sulsel H.M.Roem, S.H., M.H., sejumlah mantan pejabat Sulsel dan kerabat lainnya. Beberapa di antara muridnya juga langsung terbang dari Jakarta begitu mendengar berita duka itu, termasuk MJK.

Amiruddin meninggal dunia pasca serangan jantung yang dialaminya 16 Maret 2014. Dia dilarikan ke RS Awal Bross kemudian dipindahkan ke RSUP Wahidin Sudirohusodo untuk menjalani operasi bypass jantung. Sekitar 20 dokter, termasuk beberapa orang dari RS Jantung Harapan Kita Jakarta dikerahkan guna memberikan bantuan mediakepada mantan Gubernur Sulsel dan Rektor Unhas dua periode itu. Namun Tuhan berkehendak memanggil kembali hamba-Nya, dan Amiruddin pun berpulang ke rakhmatullah pukul 00.30 dinihari Sabtu (22/3).

''Kita sudah mengerahkan seluruh kemampuan yang dimiliki,'' kata dr.Bambang, salah seorang dokter ahli jantung ternama Sulawesi Selatan kepada media di rumah duka, Sabtu (22/3) siang.

Menurut Bambang, serangan jantung yang dialami Prof.Amiruddin sebelumnya tidak terdeteksi dan langsung dalam kondisi berat. Dia mengakui, putri Amiruddin, dr.Herlina pernah menyampaikan, ayahnya memerlukan waktu istirahat beberapa saat jika sama-sama ke mall.

''Itu sebenarnya merupakan tanda-tanda awal penyakit jantung,'' kata Bambang.

Asmawi Syam, salah seorang direksi Bank BRI mengisahkan, setelah menamatkan pendidikan di Fakultas Ekonomi Unhas, dia minta izin pada Amiruddin untuk mengadu peruntungan di Jakarta. Pak Amir, begitu biasa almarhum akrab disapa, memberi nota untuk disampaikan kepada B.J.Habibie sementara JK menitip nota ke salah satu bank.

‘’Ketika saya menikah, Pak Amir yang menjadi saksi,’’ujar Asmawi Syam kepada saya di rumah duka.

Mantan Kepala Sekretariat Unhas Prof.Drs.Sadly AD, MPA, mengisahkan, jasa Amiruddin sulit dilupakan orang, terutama oleh para aktifis mahasiswa Unhas. Dialah yang banyak mengirim aktifis mahasiswa ‘’yang nakal’’ belajar ke luar negeri.

Ketika menjabat Gubernur Sulsel, Amiruddin memangkas acara-acara seremoni seorang gubernur bila melakukan kunjungan kerja ke daerah. Tidak ada pengerahan anak sekolah di sepanjang jalan di ibu kota kabupaten yang dikunjungi.Gubernur cukup disambut di rumah jabatan bupati.

Pernah seorang bupati dan para pejabat menyambut Gubernur Sulseldi perbatasan kota. Amiruddin yang melihat jejeran penyambut memerintah kendaraan terus melaju dan berhenti di rumah jabatan. Tidak ada pilihan lain pejabat tuan rumah memburu rombongan tamu.

‘’Saya cukup disambut di rumah jabatan,’’ kata Amiruddin sekaligus mendeklarasikan, tidak ada lagi penyambutan gubernur selain di rumah jabatan.

Amiruddin pulalah yang memangkas jumlah kendaraan konvoi rombongan Gubernur Sulsel jika ke daerah-daerah. Dia kalau ke daerah paling tidak hanya tiga atau empat mobil, yakni voorijders, bus Pemda Sulsel, mobil yang ditumpangi wartawan bersama Kepala Biro Humas, dan mobil dinas Gubernur Sulsel, Toyota Kanvas DD 1. Di bus, sejumlah pejabat bergabung. Ada Ketua DPRD Sulsel dan pejabat terkait.

Masalah birokrasi pun dia pangkas. Misalnya, perihal seorang bupati yang biasa meninggalkan pekerjaannya di daerah dan menghabiskan waktu untuk ke Makassar meminta izin meninggalkan lokasi tugasnya. Misalnya ke Jakarta. Amiruddin minta mereka tidak perlu capek-capek ke Gubernuran, rumah jabatan, sekadar minta izin.

‘’Cukup melalui telepon. Untuk apa ada telepon. Gunakan alat komunikasi,’’ katanya suatu saat. Namun banyak bupati yang enggan melakukan, karena dianggap tidak sesuai dengan ‘’adat ketimuran’’.

Yang lucu, ada juga bupati yang terpaksa minta izin di Jakarta, namun Gubernur masih di Jakarta.

‘’Saya minta izin, Pak Gubernur,’’ salah seorang bupati menyampaikan hajatnya di Mess Pemda Sulsel di Jl.Jusuf Adiwinata Jakarta Pusat..

‘’Mau ke mana?,’’ tanya Amiruddin.

‘’Mau ke Jakarta, Pak. Habis, Pak Gub tidak ada di Makassar,’’ sambung bupati yang juga dosen Fakultas Pertanian Unhas itu.

Amiruddin hanya tertawa dan geleng-geleng kepala melihat ulah salah satu ‘’bupati yang usil’’, tetapi termasuk ‘’anak emas’’-nya itu. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun