[caption id="attachment_339510" align="aligncenter" width="640" caption="Kapolda, Wali Kota Makassar, Wali Kota Bima, dan Bupati Bima disambut tari daerah"][/caption]
Pertama kali terjadi, Halal Bihalal Kerukunan Keluarga Bima (KKB) Nusa Tenggara Barat (NTB) di Makassar Sulawesi Selatan dihadiri lengkap oleh Bupati , Wali Kota Bima, dan Ketua DPRD Kabupaten Bima. Tidak hanya itu, Kapolda Sulawesi Selatan dan Barat Irjen Polisi Drs.H.Burhanuddin Andi, S.H., M.H. yang menjadi warga Bima karena pernah bertugas sebagai Kapolres Bima tahun 1998 juga hadir, bersama Wali Kota Makassar, Ir. Muhammad Ramadhan Pomanto, M.Si.
Acara tahunan yang berlangsung di Gedung Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) Departemen Perindustrian Jl.Perintis Kemerdekaan Makassar Ahad (24/8) siang itu, juga dihadiri sesepuh Masyarakat Bima Sulsel Drs.H.Andi Maddusila Andi Ijo, dan para pengurus KKB Sulawesi Selatan.
[caption id="attachment_339511" align="aligncenter" width="640" caption="Kapolda Sulselbar tiba di Balai Diklat Deprin Sulsel"]
Di dalam rombongan Bupati Bima Drs.H.Syafruddin H.M.Nur, M.Pd, juga terdapatKetua DPRD Kabupaten Bima Drs.Muhdar Arsyad, Sekretaris Kabupaten Bima Ir.Muhammad Rum, dan sejumlah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Bima. Sementara Wali Kota Bima H.Qurais H.Abidin disertai beberapa orang stafnya.
Kapolda Sulselbar Irjen Pol.Burhanuddin Andi yang kehadirannya pada acara Halal Bihalal itu lebih senang disebut sebagai warga Bima mengemukakan kegembiraannya bahwa tidak ada warga Bima yang terlibat dalam kasus kriminal atau pun yang menjadi korban tindakan kriminal selama menjabat Kapolda Sulselbar. Dia mengingatkan perlunya dipupuk rasa persatuan antarsesama di mana pun kita berada.
Bupati Bima Syafruddin M.Nur pada kesempatan itu menyerahkan bantuan dana kepada Panitia Pelaksana Halal Bihalal, sementara Wali Kota Bima Qurais H.Abidin menyerahkan cinderamata kepada Kapolda Sulselbar, Wali Kota Makassar Danny Pomanto, dan Ketua KKB Sulsel, Bahrain.
Danny Pomanto selaku tuan rumah mengatakan, Makassar dan Bima adalah dua bersaudara yang memiliki kedekatan dalam hal apa pun. Yang paling menonjol adalah kedekatan dalam hal kultur dan kesejarahan. Makassar berhasil melaksanakan pembangunan karena selalu terbuka terhadap siapa pun, termasuk terhadap warga Bima yang belajar di Makassar.
Acara yang berlangsung selama kurang lebih dua jam itu diisi dengan ceramah Halal Bihalal yang dibawakan Ir.H.Ila Muhammad, alumni Teknik Mesin Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar yang justru piawai meniadi juru dakwah. Berbagai atraksi kesenian Sulawesi Selatan dan Bima yang dikoordinasikan Drs.Buhari, guru SMKN 2 Makassar juga ditampilkan ikut menyemarakkan halal bihalal yang dipadati warga Bima tersebut.
[caption id="attachment_339512" align="aligncenter" width="640" caption="Bincang serius jelang Halal Bihalal "]
Tukang Becak Romantis
Dalam lima bulan terakhir di Makassar, sedikitnya 600 pasangan yang cerai. Menurut salah seorang pejabat Kantor Kementerian Agama Kota Makassar, sekitar 85% di antara kasus perceraian itu disebabkan lantaran berbohong dan berdusta. Oleh sebab itu, kata Ir.H.Ila H.Muhammad yang membawakan hikmah Halal Bihalal Kerukunan Keluarga Bima (KKB) Sulawesi Selatan di Makassar, penting ditanamkan dalam diri sifat jujur. Kata dia, jika ada suami yang tidak mau dilihat ponselnya, maka perlu dipertanyakan kejujurannya.
Ada dua peristiwa penting yang dianalogikan Ila Muhammad dalam ceramahnya berkaitan dengan masalah kejujuran. Pada tahun 2009, datang seorang penarik becak kepada Ila Muhammad. Dia mengungkapkan keinginan menunaikan ibadah haji bersamanya.
‘’Saya langsung saja berpikir, apa yang dia jual untuk membiayainya ke tanah suci. Berapa banyak sawah dan ladang yang akan dijual,’’ ungkap lulusan Jurusan Teknik Mesin Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar tersebut.
‘’Tidak ada sawah yang akan saya jual, sebab memang tidak punya,’’ jawab tukang becak itu yang Ila anggap sebagai jawaban bercanda.
Tukang becak itu pun berkata, setiap dirinya hendak keluar mencari muatan dengan mengayuh becaknya, selalu berdoa.
‘’Saya pulang pun, tidak pernah menghitung pendapatan tanpa melakukannya di depan istri,’’ imbuhnya.
‘’Ini tukang becak romantis,’’kelakar Ila Muhammad menggambarkan kejujuran tukang becak yang memiliki integritas dan budi pekerti yang baik tersebut.
Kisah Ila lagi, satu pasangan, hidup dengan seorang anak laki-lakinya. Ketika si suami jatuh sakit dan menjelang meninggal dunia,berpesan tiga hal kepada sang istri.
‘’Jika meninggal, aku titipkanwasiat kepadamu untuk anak kita tiga hal,’’ sang suami yang tahu hidupnya tinggal menghitung hari berkata kepada sang istri tercinta.
‘’Apa itu, Pak?,’’ jawab si istri mulai sesunggukan.
Kesatu, jadikan anak kita sebagai manusia yang beriman. Kedua, tekankan kepada anak kita, jangan pernah meninggalkan salat berjamaah.Ketiga, sampaikan kepadanya agar melanjutkan pekerjaan ayah.
Sang istri ternyata bingung, karena tidak tahu apa pekerjaan suaminya. Usut punya usut ternyata pekerjaan suaminya adalah mencuri. Apakah anaknya akan melanjutkan pekerjaan ayahnya sebagai seorang pencuri? Sama dengan seorang istri yang menerima wasiat dari suaminya agar tidak menikah lagi sepeninggal dirinya?
Menurut Ila Muhammad, wasiat kontroversial seperti ini wajib digugurkan. Samahalnya dengan wasiat sang ayah kepada anaknya agar melanjutkan pekerjaan sebagai pencuri itu tadi.
Berkaitan dengan wasiat menjadi pencuri tersebut, sambung Ila Muhammad, suatu malam sang anak pun pergi menyatroni rumah salah satu pasangan. Dia berhasil naik ke rumah yang jadi sasaran dan mengambil barang. Tiba-tiba sebelum meninggalkan rumah korban, dari jauh terdengar suara azan. Dia pun ingat pesan ayahnya agar menjadi orang beriman. Dia pun melantunkan azan.
Suara azan dengan suara merdu anak semata wayang itu tentu saja membangunkan si empunya rumah. Pasangan itu bangun disertai pertanyaan.
‘’Mengapa baru kali ini terdengar suara azan di rumah kita. Pasti ini malaikat, Pak!,’’ kata si istri.
Pasangan itu pun mendatangi si pria begitu dia selesai melantunkan azan.
;;Kamu ini siapa?,’’ tanya si suami yang masih keheranan.
‘’Saya ini pencuri,’’ jawab pria tersebut.
‘’Wah kau berbohong. Masa’ ada pencuri melaksanakan azan?,’’ kata si suami tidak mau percaya. Perdebatan kecil berakhir ketika pasangan itu pergi berwudu.
‘’Mari kita salat berjamaah,’’ ajak pria yang baru saja melantunkan azan.
‘’Kau yang jadi imam, karena suaramu bagus,’’ usul sang suami lagi.
‘’Jangan. Saya kan pencuri,’’ si yang mengaku pencuri pun berdalih.
‘’Tidak, kau yang harus jadi imam,’’ desak si suami lagi.
Akhirnya ‘si pencuri’ itu pun menjadi imam salat tersebut.
‘’Inilah orang yang kita cari. Inilah calon menantuku. Jangan menolak. Kau harus kawin dengan anak perempuanku. Kau tidak perlu bawa uang,’’ kata si suami begitu mereka selesai salat berjamaah.
‘’Begitulah Nabi Muhammad saw dihormati sampai sekarang karena budi pekertinya,’’ kunci Ila Muhammad mengunci ceramah 20 menit itu.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H