Lelaki ini bergabung dengan PSM pada tahun 1969hingga 1980. Pada tahun 1970-an dia termasuk salah seorang pemain yang tercatat sebagai tim junior PSSI. Dia bersama Abdi Tunggal, Anwar Ramang, Rony Pattinasarani, Thalib Adam, Gaffar Hamzah, Saleh Ramadaud, dan Saleh Bahang.
Seperti juga pemain se-angkatannya, Baco Achmad juga sempat dilatih oleh Ramang pada tahun 1970-an bersama Thalib Adam, dan teman-temanyang kemudian bersama-sama di tim junior PSSI. Saat itulah tim junior nasional didominasi oleh para pemain PSM. Sebagai anak gawang, Baco Achmad kerap menyaksikan pertandingan yang dilakoni Ramang di Stadion Mattoanging.
"Keistimewaan Ramang tidak bisa ditiru. Susah ditiru. Ternik bermain bolanya muncul begitu saja," kata Baco Achmad ditemui di sela-sela pembukaan Kejuaraan Liga Karebosi II yang dibuka Ketua Umum PSM Ilham Arief Sirajuddin, 16 Mei 2011 petang di lapangan Karebosi Makassar.
Pria berudia 42 tahun (2011) itu menilai, Ramang pemain serba bisa. Dari arah mana pun bola dia bisa melepaskan tendangan dan tembakan keras. Larinya sangat cepat. Dia susah dikejar. Apalagi dia mampu menendang swngan segala posisi. Hasil ini dia capai dari hasil latihannya sendiri tanpa pelatih. Dia sendiri yang mengatur ritme latihannya. Urusan latihan dan menendang bola tidak ada yang atur. Ramang berlatih sendiri. Skill ball-nya sangat tinggi. Staminanya sangat prima. Susah ditandingi.
"Makanya jika orang berbicara sepakbola dan PSM, Ramang selalu menjadi contohnya. Belum ada pemain segemilang dia," terdengar baru saja kalimat Ilham Areif Sirajuddin berlalu sebelum saya mewawancarai Baco Achmad.
Soal tendangan pojok yang spektakuler, ayah 12 anak ini pernah menyaksikannya sendiri di Stadion Mattoanging. Ramang melepaskan tendangan "corner" dari salah satu pojok lapangan. Si kulit bundar bagaikan diperintah langsung menggetar jala lawan.
Kakek 30 cucu (2011) ini juga memperoleh informasi akan kehebatan tendangan Ramang yang sangat keras. Dalam suatu pertandingan melawan PSMS Medan dia dipercayakan sebagai eksekutor tendangan penalti. Bola keras yang dilepaskan Ramang memang sempat tertepis tangan kiper. Namun penjagawa gawang menderita karena tangannya patah.
Kehebatan tro PSM, Ramang, Suwardi Arland, dan Noorsalam, juga tak luput dikomentari Baco Achmad. Kehebatan trio itu, kata Baco Achmad, menematkan Ramang sebagai eksekutor. Sebagai pemain yang menentukan gol-tidaknya hasil kerja keras dua sobatnya. Namun, Ramng pun kerap memberi ruang kepada Noorsalam dan Suwardi Arladn mencetak gol jika sangat memungkin.
Kehebatan Noorsalam dan Suwardi adalah memainkan bola sehingga memancing dan menarik beberapa pemain lawan meninggalkan daerahnya. Pada kesempatan inilah salah seorang di antara dua trio ini, segera memberi umpan kepada Ramang yang dengan kecepatan larinya menggiring bola hingga mencetak gol. Trik Noorsalam dan Suwardi tersebut memancing pemain lawan meninggalkan sebagian besar daerah pertahanannya. Daerah yang kosong ini dengan mudah dikuasai Ramang yang memperoleh bola matang dari karib trionya. Â Pasokan bola keduanya selalu tepat di depan Ramang yang kemudian dengan secepat kijang menggiringnya ke arah gawang dan membuahkan gol.
Kemampuan Noorsalam dan Suwardi di belakang hari menitis kepada Basri, Suaeb Rizal, Rony Pattinasarani, dan Hafid Sijaya. Yang disebut terakhir, termasuk gelandang terhebat PSM. Ia se-zaman dengan Rasyid Dahlan yang pernah memperkuat tim Garuda pada era 1960-an bersama Ilyas Haddade,dan lain-lainnya. Â Baco Achmad bertemu Rasyid Dahlan ketika di Pertamina.