Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terpana Para Inspirator Berbagi di Kompasianal 2016

10 Oktober 2016   10:09 Diperbarui: 10 Oktober 2016   10:30 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanggal 8 Oktober, Kompasianival tahun 2016 merupakan acara Kopdar  yang sangat dinantikan oleh sebagian besar Kompasianer termasuk saya.   Mendaftarkan diri sejak di buka pendaftaran di website Kompasiana.  Rasa aman sudah terdaftar.  Apalagi setelah dapat konfirmasi  dengan QR Kode “”Selamat!” Anda telah tedafar dalam acara Kompasianival 2016.

Menunggu hari H yang sangat ditunggu adalah waktu yang cukup lama . Saya sudah melihat dan mengintip siapa saja yang akan hadir menjadi pembicara di acara talk show .   3 nama besar yang menggerakkan saya untuk segera datang, mereka itu adalah Wulan Guritno,  Budi Suhardi, Tjiptadinata Effendi.

Mengagumkan segala informasi termasuk transportasi menuju Gedung Smesco , sangat lengkap tersedia . Ini sangat membantu saya yang pertama kali datang menuju Gedung Smesco.   Tanpa kesulitan saya dapat tiba di Smesco dengan waktu yang sangat cepat.

Suasana berbagi sudah tampak sejak saya masuk ke counter pendaftaran kembali.  Diminta untuk menyerahkan apa yang dibawa untuk berbagi.  Saya membawa 3 buku.  Saya mendapatkan 1 souvenir dari Kompasianival.

dokumen pribadi
dokumen pribadi
Counter Freeport /dokumen pribadi
Counter Freeport /dokumen pribadi
kayuputih2-57fb0839537a612f0fab7e84.jpg
kayuputih2-57fb0839537a612f0fab7e84.jpg
dokumen pintar
dokumen pintar
Sambil menunggu talk show pertama  dari para inspirator, saya sempat berkeliling,  ada counter tersedia buku-buku yang telah diterbitkan oleh kompasianer, counter dari PLN dengan produk barunya SPLU Beji Lintar,  PT. Freeport dan Aromatherapy Minyak Kayu putih. 

tjiptadinata2-57fb07a0c923bd0f0e584f08.jpg
tjiptadinata2-57fb07a0c923bd0f0e584f08.jpg
Talk show yang pertama memperkenalkan Budi Suharso,  CNN Hero 2009 ,  Wulan Guritno  dengan gelang  “Hope” dan  Tjiptadinata Effendi,  Kompasianer of the year  2014.

Budi Soehardi, menceritakan panggilan dari Tuhan saat nonton TV di SIngapore  bagaimana kehidupan anak-anak korban perang Timor yang sangat menyedihkan saat dia sedang berada di hotel di Singapore merencanakan liburan yang indah.  Hidupnya yang mapan sebagai pilot Singapore Airlines, dengan semua fasilitas yang menggiurkan, semua serba first class mulai dari penerbangan sampai kepada akomodasi.    Budi mendapatkan remah dari Tuhan pada saat itu  untuk mengubah kehidupan anak yatim piatu pengungsi NTT yang bertolak belakang dengan kehidupannya yang serba mapan.   Keputusan yang sangat berat tapi penting bagi hidup Budi karena hidup adalah untuk mengisi kehidupan, memuliakan TUhan, bermakna dan berbagi bagi sesama manusia. 

Tentu awalnya niat tulus untuk membantu anak-anak NTT itu tak semudah yang dibayangkan.  Banyak kecurigaan dari para orangtua yang mencurigai  Budi datang untuk menjual bayi,mengambil hak orangtua atas anaknya.  Namun, waktulah yang membuktikan bahwa Budi berniat dengan sungguh-sungguh memberikan bantuan pangan dan pendidikan kepada anak-anak NTT yang miskin dan tak punya dana untuk bersekolah.

Rumah Yatim Piatu Roslin mengasuh 400 anak dari 1300 anak yatim piatu  merupakan titik tolak Budi dan istrinya untuk mencurahkan hati, waktunya   untuk anak-anak NTT dari mulai pagi sampai malam.    Ternyata usaha ini membuahkan hasil yang manis , sebuah penghargaan dari  CNN sebagai  CNN Hero 2009.  Penghargaan tertinggi sebagai dedikasinya untuk kehidupan sosial dari anak-anak NTT.

Kesulitan yang menghadang Budi saat ini adalah mengelola sebuah sebidang tanah sekitar 5  Ha.  Tanah kering kerontang dan berbatuan itu seyogjanya akan dipakai untuk pertanian . Swasembada pertanianadalah mimpi Budi agar semua keperluan dana untuk makan dan sandang dan pendidikan berasal dari swasembada pertanian itu.

Tapi tak ada hal yang mustahil bagi seorang Budi.  Kesulitan itu  terus dicarikan solusinya. Dia mengolah tanah yang kering kerontang, itu digali, ketemu batu, digali lagi,  disemai dengan tanah yang lebih empuk. Transformasi Tanah yang berbatuan diketahui sulit ditanami  dirubah menjadi Desa Organic. Sesuai dengan rumusannya tanah yang keras itu sifatnya tak ada hama yang datang, namun, harus ada media untuk ditanami, dipakailah beberapa alat seperti pot, semaian, karung goni.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun