Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Repotnya Memiliki Gadget Bagi yang Gaptek

26 Januari 2015   00:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:23 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teringat beberapa puluh tahun yang lalu, ketika masih berada di SMP,  gadget belum dikenal oleh setiap orang. Komunikasi yang dibangun oleh setiap orang hanya dengan telpon umum.  Saat itu tiap orang tak punya kesempatan untuk berbicara kepada orang lain dalam waktu singkat.  Harus mencari telpon umum untuk berbicara kepada orang lain.   Hal ini tentu sangat merepotkan, waktu dan tempat harus dicari.  Setelah mendapatkan tempat telpon umum pun, tidak selalu kondisi telpon umum baik, banyak yang sudah rusak bahkan sudah tak ada lagi.

Begitu gadget muncul, semua orang ingin membeli dan memilikinya. Konektivitas antar manusia makin mudah dan terjaring di mana pun.  Bahkan ke luar negeri pun tidak ada halangan, asal mau bayar roaming.

Namun, setelah memiliki gadget, bagi konsumen perempuan yang tak mempunyai kecanggihan teknologi, atau yang baru saja memiliki di usia senja.  Ada hal-hal yang merepotkan untuk mempelajari gadget dengan fitur-fitur yang begitu bermacam-macam.

Seorang teman, masih juga tak berganti gadget sejak pertama kali memilikinya. Nokia kuno dengan sistem "pencet" yang sebenarnya merepotkan.  Lebih mudah dengan touch screen. Tapi baginya itu justru menyusahkan. Setiap kali ada muncul type gadget baru, justru menambah beban bagi teman saya ini. Dia mengatakan bahwa tak perlu beli yang baru karena yang diperlukan adalah fungsinya untuk menelpon saja bukan untuk mencari informasi atau menggunakan sosial media .

Kerepotan yang terakhir kali yang dirasakannya adalah ketika dia lupa men"charge "  gadgetnya.  Setiap saat dibawa, justru gadget itu batterainya hampir habs (low bat).   Justru disaat dia ingin menelpon temannya, kebutuhannya yang mendesak, tetapi gadget itu tak dapat digunakan.  Ketika ditawarkan untuk membeli  charger yang dapat dibawa, dia mengatakan wah "repot", sudah bawa gadget harus bawa alat charger.

Ternyata segala yang memudahkan itu tak selalu mudah. Di antara orang yang merasa dimudahkan, ada segelintir yang merasakan tak mudah juga.  Setiap kali akan membawa gadget, dia mesti check dulu apakah batterai masih mencukupi atau tidak.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun