[caption caption="Pemburu Gerhana Matahari Total /www.bbcindonesia.com"][/caption]Sedikit paradoks jika pada tahun 1893 Â ketika terjadi gerhana matahari total, semua rakyat Indonesia justru tidak ada yang ke luar rumah. Mungkin hanya sedikit para ilmuwan saja yang ke luar untuk mengadakan penelitian. Â Entah karena pemerintah tidak memberikan sosialisasi yang benar atau pemerintah mendapatkan informasi yang tidak benar mengenai gerhana matahari total, sehingga masyarakat justru ketakutan untuk keluar rumah. Mereka bersembunyi di dalam rumah.
Tetapi tahun 2016, kita dikagetkan banyaknya wisatawan dari mancanegara sebanyak 10.000 orang dan wisatawan domestik sebanyak 100,000 wisatawan domestik yang berburu tempat-tempat terjadinya Gerhana.
Tempat-tempat terjadinya Gerhana itu  atau pusat jalur totalitas gerhana matahari, seperti Palembang Sumatera Selatan, Tanjung Pandan Belitung, Palu Sulawesi Tengah sampai daerah terpencil Maba yang berada di Halmahera Timur, Maluku Utara.
Rupanya kedatangan para wisatawan itu membawa berkat bagi pariwisata Indonesia. Â Bukan dari segi ekonomi yang bangkit tetapi juga segi budaya. Â Dari segi ekonomi, para wisatawan asing sudah booking hotel-hotel di Indonesia sejak tahun lalu. Â Berarti pendapatan para hotel sudah dapat diprediksi meningkat dengan okupansi yang penuh. Â
Fenomena ini - daya tarik wisata yang diciptakan oleh Tuhan tidak disia-siakan oleh  Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Mancanegara pada Kementerian Pariwisata I Gde Pitana. Persiapan untuk infrastruktur, hotel bahkan fasilitas kesenian dan budaya ikut dipromosikan. Â
Semua persiapan itu menjadikan Indonesia jadi ajang perburuan para peneliti dari negara asing untuk Gerhana Matahari Total, sedangkan wisatawan domestik biasanya hanya untuk ikut-ikutan memburu keinginan dan penasarannya Gerhana Matahari Total.
Belum lagi para pelajar maupun masyakat tak luput dilanda demam Gerhana Matahari Total. Mereka yang tak bisa berangkat ke tempat-tempat terjadinya Gerhana, mendatangi Boscha di Lembang.  Jumlah pengunjungnya cukup significan  yaitu 3000-4000 orang. MEreka datang dari subuh dan sangat antusias menunggu Gerhana Matahari Walaupun fasilitas yang minim yaitu 1 teropong saja yang dapat digunakan untuk melihat secara langsung Gerhana Matahari Bulan total, tetapi para pengunjung cukup puas dengan diberikan kacamata khusus gerhana matahari total.
Berkah bagi para penduduk sekitar di Desa Ngatabaru dan Desa Mantantimali yang terletak di wilayah Kabupaten Sigi.
Di Desa Ngatabaru misalnya, lokasi yang berada di ketinggian 1.800 hingga 2.000 meter di atas permukaan ait laut (mdpl) tersebut bakal dipadati oleh ribuan turis dari mancanegara.
Dunia pariwisata Indonesia mendapatkan berkah luar biasa dengan adanya Gerhana Matahari Total yang terjadi di beberapa tempat Indonesia. Dan kali ini pemerintah sudah lebih siap menyambut para wisatawan.
Selamat bagi kementrian Pariwisata! Â Semoga para wisatawan yang datang dapat terlayani dengan baik, dengan demikian citra pariwisata Indonesia akan baik di dunia. Â Yang pada akhirnya mendatangkan keuntungan untuk kedatangan wisatawan yang tak ragu lagi datang ke Indonesia.