Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pemblokiran Games oleh KPAI

5 Mei 2016   18:07 Diperbarui: 5 Mei 2016   18:36 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


pixabay.com

Saya juga ikut terkejut melihat reaksi KPAI atas pemblokiran provider games.  Ini terjadi karena games diangggap sebagai pemicu  kekerasan oleh anak muda terhadap anak perempuan, perempuan bahkan mahasiswa terhadap dosen (peristiwa yang terjadi belakangan ini).

Reaksi yang sifatnya reaktif atas peristiwa yang terjadi tanpa menelaah lebih dalam.  Menganggap bahwa kekerasan anak/pemuda itu dilakukan karena mereka terlalu banyak menonton games. Games yang mempertontokan kekerasan .  Apalagi sekarang games itu mudah diakses dengan gadget yang dibawanya , kapan saja, dimana saja.

Jika KPAI boleh menelaah lebih dalam lagi apakah benar kekerasan anak itu  penyebab utamanya memang games itu atau ada hal-hal yang lain.

Games, memang ada nilai-nilai positif dan negatif .   

Nilai positif games adalah:  

Menambah kemampuan motorik anak untuk lebih cepat menguasai kecepatannya.

Menambah kemampuan untuk menciptakan gamer yang dikuasainya.

Menguasai teknologi games yang sangat cepat dan berubah terus.

Nilai negatif games adalah:

Anak lupa belajar karena terlalu adiktif dengan games

Anak lupa bersosialisasi karena sangat terlalu adiktif dengan games berhubungan dengan gadget saja.

Anak menjadi emosional karena games sering membawa mereka marah ketika kalah atau kesal atau senang melihat kekerasan.

Anak jadi gemuk, obesitas karena hanya duduk saja main games

Di luar negatif dan positif bermain games,  tiba-tiba  KPAI sudah menyatakan dan mengeluarkan ke 15 list dari provider /developer games yang dianggap tidak baik. Sayangnya, Pemerintah terlalu gegabah untuk cepat bertindak tetapi lambat untuk menelusuri apakah akibat tindakannya?  Tentunya para provider atau pencipta games itu merasa sangat dirugikan karena biaya investasinya cukup besar.  Apakah mereka itu melanggar peraturan dari Pemerintah.   Ide yang dijual itu tiba-tiba ditutup oleh Pemerintah tanpa memberikan sosialisasi.

Sebenarnya, Pemerintah dapat melakukan pendekatan sosial yang lebih luwes, memberikan sosialisasi kepada masyarakat terutama  orangtua/ibu /pendidik (guru)  apa kerugian dengan terlalu banyak main games.  Apabila sudah mengetahui kerugiannya, apa solusinya.   Berikan beberapa poin pertimbangan yang dibuat agar orangtua bukan hanya melarang tetapi juga memberikan jalan keluar bahayanya jika masuk ke games dengan tanda atau simbol (rating) yang rendah . Hanya mengakses yang bersifat edukasi.   

Demikian juga KPAI hendaknya dari awal sudah berkerja sama dengan Kementrian Menkomindo agar ijin untuk menayangkan games oleh provider/developer diperketat.  Jika dilanggar baru ada sanksinya.   Perlu peraturan yang jelas, dan disetujui oleh kedua belah pihak.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun