Setiap tanggal 8 Maret telah ditetapkan oleh United Nations sebagai “International Women Day “  Latar belakangnya adalah untuk merayakan pencapaian wanita secara internasional dalam bidang politik,ekonomi, sosial maupun budaya.
Sayangnya, pencapaian itu belum sepenuhnya tercapai. Â Peran perempuan dalam keluarga itu memang unik sekal dan ganda. Â Sebagai istri harus mengurus semua hal yang berkaitan dengan rumah tangga, baik itu memasak, mengurus dan merawat anak dan mendampingi suami.
Peran lain yang diemban seorang perempuan adalah menghidupi keluarganya. Â Banyak perempuan yang ikut membantu suami untuk mencari nafkah untuk menambah penghasilan.
Sayangnya peran ganda yang telah diemban oleh seorang perempuan itu jarang sekali dihargai atau diakui.Â
Di luar negeri peran perempuan itu telah mendapat penghargaan setara dengan peran lelaki. Perempuan mendapat posisi yang sama dalam pekerjaan.  Perempuan mendapat gaji yang sama dengan lelaki untuk level pekerjaan yang sama. Perempuan yang berperan ganda , mempunyai hak untuk masih bekerja (setengah minggu)  dan merawat anaknya (setengah minggu).    Perempuan mendapatkan peghargaan saat pencapaian dalam suatu prestasi seperti  pemain film terbaik, sutradara terbaik, produser terbaik.
Bagaimana dengan Indonesia?
Perempuan Indonesia harus memperjuangan makna  Hari Premuan International karena prempuan di Indonesia  banyak yang belum memperoleh persamaan hak dalam bidang pekerjaan, keluarga maupun yang berprestasi dalam kancah  sosial, olahraga maupun bisnis
Perempuan Indonesia yang telah mendapatkan award karena peran sebagai pejuang bagi keluarga, rakyat dan bangsanya.
 Saur Marlina Manurung atau yang lebih dikenal dengan nama Butet Manurung, seorang  perempuan muda lulusan Antropologi di Universitas Pajajaran.   Dia sangat berdedikasi untuk  mengajar sebagai guru untuk Suku Dalam atau Rimba.  Sekolah  yang khusus didirikan untuk Suku Rimba dalam keterbatasan disebut dengan Sokole.   Pada tahun 2014 Butet memperoleh penghargaan Ramon Magsaysay Award.
Perempuan hebat yang lainnya seperti Liliana Natsir, pahlawan olaragawati di bidang bulu tangkis ganda.  Liliana berpasangan dengan Tantowi Ahmad dalam nomor ganda campuran.  Dalam perebutan ganda campuran bersama Tantowi Ahmad pada tahun 2016 berhasil meraih  dan merebut medali emas di Olimpiade Rio de Janeiro 2016.   Sungguh menggagumkan karena  sudah bertahun-tahun ganda campuran kita kalah terus dan Liliana berhasil merebut kembali kemenangan untuk harumnya nama Indonesia.
Srikandi Indonesia, Â Sri Mulyani Indrawati (sering dipanggil bu Ani) dengan pencapaian karir tertinggi sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia. Â Dua kali menjabat sebagai Menteri Keuangan Indonesia. Â Prestasi yang mendunia dan mendapat penghargaan Menteri Keuangan terbaik Asia untuk tahun 2006 oleh Emerging Markets pada 18 September 2016 Ia juga terpilih sebagai wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbestahun 2008[3] dan wanita paling berpengaruh ke-2 di Indonesia.