Ketika anak baru saja mau sekolah di Melbourne, saya dan suami mengantar anak . Membereskan beberapa hal yang sangat penting bagi pendidikannya seperti internet, jaringan handphone, apartemen.
Begitu melihat ada yang kurang di apartemen itu yaitu tempat untuk menyimpan barang-barang yang tak digunakan misalnya baterai, alat-alat fotography, alat-alat tulis yang tidak dipakai dalam kondisi sehari-hari. Kami berniat untuk membeli satu rak kecil berukuran kira-kira 3 x 4 meter.
Kami berangkat ke IKEA untuk mencari rak itu. Ternyata jenis-jenis rak sangat banyak dan kami harus benar-benar melihat display agar tidak salah. Setelah memilih, kami pun baru sadar bahwa semua barang di Ikea itu typenya, knock down dimana kami harus memasangnya sendiri.
Hanya ada gambar dan nomer serta cara pemasangannya yang diselipkan dalam barang itu. Setelah meminta agar barang dikirim saja karena kami di sana selalu naik bus dan bukan naik kendaraan taxi karena taxi di sana sangat mahal.
Saat barang tiba, kami pun mencoba untuk memasang rak itu sesuai dengan petunjuk manualnya. Sayangnya, setelah diutak-atik sangat lama kami tak berhasil untuk menyelesaikannya. Akhirnya, kami pun memanggil seorang “handyman” untuk datang memasang rak itu. Di sana tidak mudah untuk memanggil seorang “handyman”. Perlu mengadakan perjanjian dulu, kapan dan jam berapa bisa bertemu.
Begitu jam dan waktu yang ditentukan tiba, sang “handyman” pun segera membongkar dan dengan tangan yang sangat cekatan dia memasang dulu rak-rak itu baru sekrupnya di kelompokan dengan tempat yang akan dipasang. Hanya dalam waktu yang sangat singkat, pekerjaan itu berhasil diselesaikan oleh “handyman”. Pembayaran pun dilakukan sesuai dengan harganya yaitu AUD 120 sekitar Rp.1,200,000 dalam waktu kira-kira l/2 jam.
Saya sangat terkejut karena harga rak itu sendiri tidak melebih dari AUD 120, yaitu hanya AUD 98. Jadi total harga rak dan pemasangan menjadi dua kali lipat. Itulah pelajaran yang saya dapatkan pertama kali.
Pelajaran yang kedua kalinya adalah saat datang untuk kedua kalinya. Kami menyewa satu apartemen. Saat itu saya sedang di kamar mandi untuk buang air besar. Entah kenapa tiba-tiba ketika di “flush” untuk dibersihkan, justru air dan kotorannya naik ke atas semuanya. Saya panik. Saya mencoba mencari apa yang bisa saya lakukan dengan berbagai macam cairan yang ada di situ untuk melancarkan agar kotoran bisa secepatnya turun. Namun, semuanya tak berhasil.
Akhirnya, saya terpaksa telpon seorang “pumbler” untuk datang ke apartemen. Dijanjikan dalam waktu 3 jam, dia datang. Seorang pemuda berumur sekitar 28 tahun , tegap dan terlihat cekatan membawa alat-alat sebagai plumber.
Dilihatnya kondisi yang jadi masalah. Lalu dia langsung mengambil alat t seperti pompa kecil yang dipasang dengan cekatan dan dimasukkan ke dalam toilet itu. Dengan tekanan yang sangat tinggi dari alat itu, semua kotoran dapat hancur dan dalam sekejab semuanya sudah lancar kembali. Selesai itu, dia segera membuat “bill” untuk pembayaran. Saya sudah siap kaget, tapi tetap kaget sekali lagi karena biaya cukup mahal yaitu AUD 150.
Seorang teman, suaminya adalah seorang Austraial yang memiliki keahilian yang dinamakan juru kunci. Juru kunci ini bisa dipanggil setiap waktu , kapan pun. Yang namanya ketinggalan kunci, kehilangan kunci tentu sangat krusial jika tidak segra ditangani secepatnya.