Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kehilangan Momen Penting Bersama Anak

1 November 2016   15:24 Diperbarui: 7 November 2016   14:38 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Merasa diri menjadi sibuk karena dibanjiri dengan pekerjaan dan aktivitas yang menghabiskan waktu tanpa disadari memang suatu ego seorang ibu demi sebuah aktualisasi atau kepuasan diri. Keegoan merasa diri jadi berarti atas nama keluarga dan diri sendiri . Existensi dari keberadaan kita di kantor jadi suatu kondisi yang menyenangkan hati kita .

Janji-janji yang mengalir dan pekerjaan terus berdatang, kita dipaksa mengatakan “YA”. Di sisi lain, pasti ada janji atau perkataan “TIDAK” untuk urusan bertemu dengan anak atau mengantarkan anak ke suatu peristiwa penting seperti “Penghargaan atas prestasi akademiknya”. Itulah konsekuensi logis dari suatu perkataan “ya” selalu diikuti “tidak” pada hal yang lain.

Bertahun-tahun lalu, saya belajar tentang kehidupan yang membuat pilihan harus lebih bijaksana. Ketika disodorkan untuk pilihan bekerja dengan waktu kerja 8 jam ditambah dengan perjalanan dari rumah ke kantor dan sebaliknya, total waktu yang saya hampir habiskan adalah sekitar 10 jam sehari.

Kehilangan momen penting dari anak saya ketika anak ingin mengajak untuk bermain dan mengexplorasi dunia yang belum dikenalnya. Dia ingin mendapat jawaban entah itu jawaban benar atau tidak benar dari seorang yang paling dekat dengannya. Sayangnya, momen itu hilang karena saya tidak berada di dekatnya atau saya menganggap kepentingannya terlalu kecil dibandingkan dengan kepentingan saya.

Memendam rasa sesal kehilangan momen penting tidak dapat diulangi lagi. Segera bangunlah suatu keputusan untuk tidak kehilangan momen penting untuk kedua kalinya.

Kehilangan momen penting:

Mengapa? Nah, pada dasarnya kalender saya dipenuhi oleh pekerjaan yang jadi prioritas pertama, dan keluarga kedua baru prioritas anak. Ketika sadar bahwa masa golden years adalah hal yang tak boleh dilepaskan , barulah kalender saya berubah. Saya memprioritaskan jadwal anak saya pada kalender saya. Dan selanjutanya baru kerja dan keputusan yang lain menjadi prioritas kedua.

Namun, pada zaman yang serba teknologi digital ini , bagi kebanyakan orangtua, beranggapan bahwa acara anak dapat digantikan dengan peran teknologi. Pengganti orangtua dengan teknologi itu tanpa kehadiran orangtua.

Apakah sosok orangtua mudah digantikan dengan teknologi?

Ada beberapa contoh kegiatan yang diikuti anak. Orangtua belum tentu menyukai kegiataan yang dilakukan anaknya. TEtapi seberapa besar peran orangtua untuk support dari apa yang disukai anaknya. Jika anak Anda sedang melakukan pertandingan olahraga yang diminatinya dan dia ingin sekali menjadi seseorang yang diimpikannya.

Anda menyadari bahwa tidak dapa hadir karena tumpukan pekerjaan. Lalu, Anda sebagai orangtua menganggap teknologi dapat mengganti fungsi kehadiran Anda. Anda mengatakan kepada Anak bahwa Anda benar benar tidak bisa hadir di sana. Anda mencoba menghadirkan foto anak Anda melalui skype dan berbicara kepadanya melalui skype sebelum pertandingan berlangsung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun