Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ironis! Gedung Sekolah Rusak, Dihentikan Rehabilitasinya

15 Agustus 2015   18:07 Diperbarui: 15 Agustus 2015   18:43 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Menjelang Kemerdekaan RI yang ke 70: seharusnya tidak ada lagi kerusakan gedung sekolah.   Namun, kenyataannya kerusakan gedung sekolah negeri yang parah masih saja terjadi. Ada yang dekat dengan ibukota, dan ada juga yang beradah di ibukota.

Untuk yang diluar ibukota, saya tidak paham kenapa pemerintah daerah menutup mata atau memang tidak ada program rehabilitasi gedung sekolah.

Untuk gedong sekolah di Provinsi DKI Jakarta, sudah ada program rehabilitas gedung sekolah.  Gubenur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama mengatakan ada program rehabilitasi sekolah yang menelan dana Rp.50 milliar.  Menurutnya, angka itu terlalu fantastis.  Biaya demikian besari itu dibuat oleh konsultan proyek yang menetapkan harga satuan tanpa dasar yang jelas.

Terpaksa semua proyek rehabilitasi gedung sekolah itu dicoret atau dibatalkan.  Sekarang dihentikan dan akan diulang tahun depan. Hal ini untuk cegah agar pemilik proyek tidak berpesta pora dengan anggaran yang besar dan mubazir untuk sekolah itu sendiri.

Sungguh ironis, di saat kebutuhan prasarana sekolah dibutuhkan, pemain proyek masih saja bermain dengan dana anggaran.  Peran Dinas Pendidikan pun harus sangat kritis agar tidak dipermainkan oleh pemilik proyek.  Menghitung ulang agar masuk akal. Dinas pendidikan punya 55 sekolah yang perlu direhabilitasi.  Semua proyek ternyata akan dihentikan karena tidak ada cukup waktu untuk masuk dalam lelang dan penyelesaikan pembangunannya.

Begitu sulitkah untuk mengadakan lelang?  Permainan proyek di sekolah menjadi tren, sementara pejabat kepala daerah harus super hati-hati.

Entah bagaimana sekolah-sekolah yang sudah kritis keadaan bangunannya, tetapi tidak masuk dalam daftar rehabilitasi. APakah ini karena kesalahan dari Dinas Pendidikan, atau karena tidak ada dana?

Semoga urusan rehabilitasi sekolah rusak bukan dipakai untuk permainan mencari dana proyek buat segelintir orang.  Ingatlah bahwa sekolah jadi sarana pendidikan yang dibutuhkan oleh segenap rakyat Indonesia.

Kita sudah merdeka 70 tahun, tapi pendidikan kita masih terbelenggu dengan buruknya sarana pendidkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun