Ganti Menteri Ganti Kebijakan
Itulah slogan yang sering kita dengar. Menteri Pendidkan baru , Muhadjir Effendy sudah punya program baru yang dikenal dengan “Full Day School”. Pada dasarnya “Full Day School” itu untuk membangun karakter atau revolusi mental agar krisis moral yang terjadi itu dapat diperbaharui. Revolusi mental dan pembangunan karakter itu dianggap penting karena sering terjadinya narkoba, tawuran, pemerkosaan anak-anak.
Ditengarai bahwa krisis moral atau akhlak, mental anak-anak sekarang ini turun derajatnya karena waktu yang luang setelah pulang sekolah digunakan oleh anak-anak dengan hal-hal yang negatif seperti tawuran, berkumpul dengan gang-gangnya.
Ide atau pemikiran semacam itu mungkin ada benarnya. Tetapi perlu adanya pemikiran yang lebih matang, apakah penyebab akhlak yang turun ini. Pengkajian itu harus menyeluruh dan matang karena revolusi mental bukan hanya melihat dari kulit luarnya saja.
Anak-anak yang tawuran gara-gara anak itu setelah pulang sekolah, bukan karena waktu yang luang yang digunakan untuk tawuran atau pergi ke mall atau mencari-cari lawannya yang bisa jadi sasarannya. Justru ada akar masalahnya yang perlu diketahui kenapa yang tawuran selalu terjadi pada anak-anak dari sekolah tertentu saja. Cari akar masalahlah, mungkin karena masalah senioritas atau bullying yang perlu dituntaskan.
Makna “Full Day School” dari sisi kementrian Pendidikan
Satu sisi, dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan menganggap satu-satunya jalan agar mental dan karakter generasi penerus di masa datang itu dapat mencapai lebih baik, hanya dengan “Full Day School” .
Pengertian “Full Day School” dari sisi kementrian Pendidikan adalah:
Diberlakukan untuk tingkat Sekolah Dasar dan SMP, baik itu swasta maupun negeri.
Untuk anak SD pulang pukul 15:00-15.30
Untuk Anak SMP pulang pukul 16.00