Bunyi dering hp....."Hallo, ini Ibu Ina....saya ingin mengundang anda sebagai salah seorang anggota dari Kompassianer untuk Focus Group Discussion." Berhubung sekarang ini sering terjadi penipuan, saya masih tak tertarik dengan undangan itu. Lalu, penelpon menanyakan beberapa pertanyaan seperti survey kecil dari data pribadi saya. Sebenarnya, saya merasa antara percaya dan tidak percaya, apakah betul ini dari Kompas.    Mungkin nada saya terbaca, lalu, penelpon mengatakan, pasti ada undangannya kok Bu. Jangan khawatir. Tahap selanjutnya, setelah menerima undangan. Saya bukan khawatir tentang penipuan, tetapi khawatir tentang persiapan apa yang harus saya lakukan untuk suatu diskusi. Biasanya tentu ada bahan-bahan yang perlu dipelajari sebelum suatu diskusi, paling tidak ada handout.  "Tidak ada, Bu," kata penelpon menegaskan ketika konfirmasi diberikan.  "Santai tapi serius saja", katanya lebih lanjut. Undangan hari Sabtu tanggal 28 September tetapi hari Jumat dan Sabtu pagi saya terus menerus mendapat "sms reminder", mengharapkan kedatangan saya tidak terlambat dan sangat dinantikan. Rasanya kok makin deg2an saja.  Hari Sabtu pagi jam 11.15 saya telah tiba di kantor Kompas yang begitu megah.  Saya pernah ikut seminar mengenai "A Creative Writing Master Class with Maggie Tiojakin" di gedung Kompas di Jl. Palmerah Utara, sekarang saya harus pergi ke Gedung Kompas di Palmerah Selatan. Ternyata dari gedung pertama yang pernah saya kunjungi, saya bisa menembus ke belakang. Di sana ada gedung Kompas TV kemudian gedung Kompas di Palmerah Selatan yang sangat luas.  Mencari gedung ke 2 harus bertanya kepada Security. Saya sangat terkesima dengan gedung yang menempatkan tokoh pendirinya dan filosophy hidupnya, Jacob Oetama, sosok visioner,humanis, karismatis. Media harus kembali kepada kehidupan masyarakat yang makin meningkat pendidikan dan derajatnya,bukan hanya menularkan kemampuan teknis belaka, tetapi harus menularkan kecintaan pada ilmu pengetahuan, kebenaran, kemanusiaan. Berhubung ada group pria yang masih berdiskusi, kami group perempuan, dipersilahkan makan siang. Setelah makan siang, mulailah diskusi yang sangat ketat dimulai. Pertama kami harus mengisi kuesionair, data pribadi, lalu kegiataan kami di hari minggu, media apa yang kami baca di hari biasa, di hari minggu, jam berapa, total jam berapa. Sangat spesifik pertanyaannya. Pertanyaan dari nara sumber yang saya ingat (sangat banyak): 1. Jika ada discount di mall, kapan anda melihat surat kabarnya (hari apa) 2. Apakah anda datang ke mall berdasarkan kebutuhan, atau jalan2, hangout atau alasan lain? 3. Apa yang anda sukai dari Kompas? 4. Apa yang tidak anda sukai dari Kompas? 5. Jika harus dirubah, yang mana, dan apa penggantinya? 6. Koran minggu apa yang mempunyai kesamaan dengan Kompas. Diminta menceriterakan lebih lanjut. Kenapa ? Berapa nilainya? 7. Pilihan layout (ada 3 dari tahun sebelumnya hingga sekarang) ; berikan alasannya. 8. Jika Kompas dipersonifikasikan, maka apa yang anda berikan kepada personifikasi, mohon dijelaskan 9. Apakah dengan adanya perubahan dengan Kompas nantinya, maka personifikasi itu akan berubah? 10. Berapa nilai anda untuk masing2 kategori (wah ini dia, saya hanya baca tanpa kenal kategori, sekarang baru tahu dech) Akhirnya, diskusi dari ibu-ibu, ibu muda, serta pemudi yang memakili pembaca kompas minggu, berakhir pada pukul 15.00 sesuai dengan jadwalnya. Pulang dengan gembira karena mendapat goody (wow, buku berjudul "TTS pilihan Kompas", Anti pikun & Anti Stress, sesuai dengan usia saya.... [caption id="attachment_292044" align="aligncenter" width="300" caption="Dokumen Pribadi"][/caption]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H