[caption id="attachment_414109" align="aligncenter" width="576" caption="Nangkring barang PGN dilipt di Kompas 28 April 2015"][/caption]
Pembangunan phisik Dumai yang terletak di Provinsi Riau ,sudah sangat dapat dirasakan perubahannya. Dari sebuah kota yang kumuh, kusan, berubah mejadi kota yang cantik.Ada taman Bukit Gelanggang di pantai timur Sumatera yang jadi ikon dan mampu merubah wajah kota itu semakin cantik.
Pembangunan ekonominya jelas sangat besar karena Dumai menghasilkan paling sedikit Rp.12 triliun dari pajak ekspor minyak kelapa sawit (CPO).Dumai memiliki beberapa kilang minyak Pertamina dan PT. Chevron serta beberapa perusahaan pengolahan kelapa sawit berskala besar.
Pembangunan manusianya pun sangat maju.Peran dan daya dukung dari swasta sangat besar.Hanya diperlukan kesungguhan dari aparat pemerintah. Yang dipentingkan adalah pemerintahan yang cerdas terutama meningkatkan kualitas sumberdayanya. Dari segi IPM (pengukuran perbandingan harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup, angka harapan hidup tahun 2013 mencapai 72.29 persen tahun 2013 artinya tidak ada bayi dibawah lima tahun yang mengalami gizi buruk sepanjang 2011-2014.Tingkat kelulusan SD mencapai 100 persen, SMP 99,85 persen, SMA 99,82 persen.
Angka pertumbuhan ekonomi berkembang cukup cepat, 8.57 diatas pertumbuhan provinsi sebesar 6,13 persen. Angka pendapatan per kapita penduduk Dumai 9,6 persen. Penduduk miskin 4,94 persen.
Transportasi yang memadai ada di darat untuk 31 kelurahan, melalui darat dan air untuk 2 kelurahan dan tidak dapat dilalui mobil 1 kelurahan.
Kesehatan dengan fasilitas rumah sakit, polikinik, puskesmas, dokter, bidan, poskesdes, polindes, posyandu,apotik tersedia agak merata di hampir kelurahan.Juga tenaga kesehatan pun cukup memadai.
Penguna energi PLN55.920 dari total penduduk 68.929 keluarga.Bahan bakar utama yang digunakan adalah elpiji (26 kelurahan), minyak tanah (5 kelurahan), kayu bakar (1kelurahan), gas kota (1 kelurahan).
Masalah smart energy ,harus diadakan perubahan paradigma baik dari masyarakat maupun pemerintah Dumai agar mulai berubah dalam penggunaan minyak tanah di 5 kelurahanmenjadi penggunaan gas kota. Kita akan menghadapi krisis energi pada masa mendatang jika tetap menggunakan minyak tanah dan minyak bumi.Fosil dan minyak bumi akan habis, jika harus impor keuangan negara akan defisit. Pilihannya adalah energi alternatifyaitu Gas. PGN adalah pemasok gas.PGN siap untuk menyiapkan dan menyalurkan gas sebagai smart energykepada end user di Dumai.Siapkah warga dan pemerintah untuk menerima danmenggunakan perubahan gas ?
[caption id="attachment_414104" align="aligncenter" width="720" caption="Dokumen Pribadi"]
[caption id="attachment_414102" align="aligncenter" width="720" caption="Dokumen Pribadi"]
[caption id="attachment_414103" align="aligncenter" width="720" caption="Dokumen Pribadi"]
Masalah besar yang dihadapi oleh Dumai bukan dalam bidang investasi, tetapi masalah belum jelasnya rencana tata ruang wilayah (RTRW) Dumai yang masih terganjal di Kementerian Kehutanan. Padahal di tahun 2013, ada 19 perusahaan investor yang ingin menanamkan modal di Dumai dengan nilai investasi Rp.21 triliun. Rencana gagal karena tidak adanya RTRW.Pemerintah Pusat sebaiknya menyadari dan mempercepat proses penyelesaian RTRW sehingga ada kejelasan dan ketegasan iklim investasidi Dumai.
Masalah besar lain adalah kabut asap akibat kebakaran lahan dan hutan.Sebelum terjadi kebakaran ini, kelompok petani mampu memproduksi sayuran berdaun lebar seperti caisim, xiao bai chai, kubis Tiongkong dan endevis.Ekspor ke Singapore. Namun, terhenti karena Singapore tidak bersedia sayur yang tidak segar dengan tertutupnya penerbangan Dumai atau lewat Pekanbaru .Kerugian materil akibatdihentikan ekspor itu , petani hanya bisa menjual ke pasar lokal dengan harga yang jatuh. Harga ekspor RP.4.500 per kilogram, dijual di lokal RP.500 per kilogram.Bantuan Pemerintah agar dapat berkoordinasi denganpembeli dari Singapore. Peran eksportir juga diperlukan.Urusan izin usaha, Dumai sudah siap dengan Badan Pelayanan Terpadu dan Penanaman Modal dengan memberikan kemudahan dan gratis.Akar masalah kebakaran harus dituntaskan. Bagi pembakar baik itu masyarakat yang dibayar atau perusahaan yang sengaja membakar pohon sawit setelah habis panen untuk menggunakan lahan untuk peruntukan yang lain.
Masalah bisnis dan lingkungan yang sehatagar tidak terjadi kebakaran menjadi kendala di Dumai. Tapi masih ada harapan atau asa yang tetap dikumandangkan agar Dumai berhasil menjadiSmart City apabila rakyat bersama pemerintah secara bersama-sama proaktif dan berkelanjutan untuk mengatasi masalah secara tuntas sehingga tercipta smart city sesuai dengan konsep dari ICTI .
Apa itu konsep Smart City menurut ICTI?
Secara umum , definisi kota cerdas adalah bagaimana suatu kota dapat mengatasi masalahnya secara cerdas dan berkelanjutan. Partisipasi aktif dari warga dan pemerintah untuk menanggapinya menjadi hal yang penting. Aspek penting lainnya untuk menjadi Smart City di ICTI (INdeks Kota Cerdas Indonesia 2015) adalah ekonomi, sosial,teknologi, lingkungan. Aspek ekonomi dapat dilihat dari bagaimana partisipasi masyarakat untuk membentuk komunitas kreatif dan menciptakan lapangan kerja. Semakin banyak komunitas yang aktif dan berbisnis, semakin banyak. Aspek sosial, konektivitas antar warga dan pemerintah untuk saling mengatasi persoalan atau masalah yang dihadapi dalam keamanan, kesehatan, pendidikan. Aspek teknologi, memiliki gadget, komputer yang canggih bukan hanya digunakan untuk keperluan pribadi saja, tetapi untuk meningkatkan kecerdasan dan partisipasi warga dan pemerintah seperti adanya gerakan sosial . Aspek lingkungan adalah partisipasi warga dan pemerintah dalam menciptakan tata lingkungan yang sehat, eco sistem yang baik, sehat dan bersih. Juga tata ruang yang benar-benar sesuai dengan konsep tata ruang sebuah kota yang baik, benar.
Ada perbedaan konsep digital City dan Smart City:
Digital City hanya fokus dan menampilkan sisi teknologi saja.
Smarty City Secara umum , definisi kota cerdas adalah bagaimana suatu kota dapat mengatasi masalahnya secara cerdas dan berkelanjutan baik itu dalam bidang ekonomi, sosial,lingkungan.Sebagai contoh, apabila masyarakat mengalami kesulitan dalam hal kerusakan lingkungannya karena perubahan alih fungsiruang terbuka.Masyarakat dapat dengan mudah mengakses suatu tool atau alat untuk menghubungi perangkat hukum, pemerintah daerah dengan memberikan masukan.Akses alat yang mudah dan cepat, kemudian direspon oleh pemerintah daerah untuk mengambil tindakan sesuai dengan wewenangnya.
Sebagai salah satu smart city menurut ICTI , Dumaimasuk kriteria sebagai kota besar yang akan dinilai atau diukurbertanding dengan 15 kota yang terpilih pada seleksi dalam tahap pertama. Tim Penilai akan melakukan survei lapangan guna menentukan tiga kota terbaik yang paling unggul dalam menerapkan kota cerdas.
Ada tiga kategori yang masuk dalam ukuran kota cerdas.
- 10 kota besar dengan ukuran penduduknya 1 juta jiwa
- 40 kota kecil dengan ukuran pendudukanya >200 ribu jiwa- 1 juta
- 43 kota kecil dengan ukuran penduduknya <200 ribu jiwa :
Bagaimana proses tahapan dari seleksipesertai ICT?
- Pemilihan Kota
- Penentuan Indikator
- Pengisian kuestioner kota secara online
- Perhitungan dan Peringkat
- Survey 15 kota
- Perhitungan dan penentuan 15 kota
- Semuanya dilakukan dengan metadologi assemen oleh Masyarakat dan validasi data.
Bagaimana tahap penentuan pemenang ICT?
- Penentuan indikator
- Proses seleksi 93 kota menjadi 15 kota: 3 kota kecil, 3 kota menengah, 3 kota besar
- Survei 15 kota
- Penghitungan indeks dan penentuan peringkat
- Pemberian penghargaan kepada Pemenang ICTI 2015 pada tanggal 10 August 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H