Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Dibalik Cerita Kopi Gayo yang Lezat

16 Mei 2015   16:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:55 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dimanakah letak Gayo? Sebagian besar sudah mengenalnya, namun, sebagian besar belum . Gayo terletak di Aceh. Tanah Gayo terkenal dengan kopi Arabicanya

Sejarah kopi Gayo:

Perjalanan kopi gayo sangat panjang. Dimulai dari tata niaga kopi yang dilakukan oleh pedagang Arab, yang memonopoli  semua penjualan kopi di daerah Arab hingga Eropa. Ketika seorang pedagang Belanda berhasil mengambil bibit dari kopi arabica dan dibawa ke Banyuwangi. Dari Banyuwangi dikirimkan ke Gayo. Belanda memiliki perkebunan besar 130 hektar. Di Bandar Lampahan. Dihadiahkan kepada Ilyas Leubee, perwira tinggi asal Gayo karena jasanya. Ilyas Leubee menolak hadiah itu. Lalu, diberikanlah kepada banyak petani. Masing-masing petani memiliki 2 hektar. Terjadilah mujizat. Tipe kopi arabica akan subur dan menghasilkan buah yang jauh lebih baik apabila ditanam di daerah pegunungan tinggi. Di Gayo, kopi ini makin baik kualitasnya. Varietas kopi yang ditanam pun berbeda-beda, mulai dari Bourbon sampai Catimor dengan aneka ragam variasinya. Belum lagi kita bicara penanganan pasca panen. Semua ini menjadikan kopi gayo menjadi kopi yang sangat unik dalam pandangan para pecinta kopi di dunia. Rasa kopi Gayo tidak pernah stabil tapi skor-nya selalu di atas rata-rata.  Keajaiban kopi arabica ini baru saja  ditemukan, segala perbedaan ekstrim yang ada di Tanoh Gayo ini, membuat segala macam rasa khas kopi istimewa Dunia ada di Tanah Gayo. Rasa khas Kopi Kintamani, Sulawesi bahkan sampai Kolombia dan Kenya pun bisa ditemukan di tanah ajaib ini. Keajaiban seperti yang ada di Gayo, tidak dapat ditemukan di sentra produksi kopi manapun di planet Bumi

Tradisi minum kopi:

Gaya hidup masyarakat Aceh pun terpengaruh dengan minum kopi di setiap harinya. Tidak terbatas dari yang muda hingga yang tua, pria maupun wanita, miskin maupun kaya, semua berbaur tanpa sekat-sekat pembatas. Banyak kedai dijumpai di setiap desa dan perempatan.Sebelum memulai harinya dengan bekerja, tiap lelaki dewasa nongkrong di kedai. Satu-satunya Minuman yang disediakan di kedai adalah kopi. Kopi jadi minuman utama seperti minum air putih. Tak ada hari tanpa kopi. Sensasi dari sruputan kopi di kedai sambil nongkrong, adalah budaya yang tercipta bagi setiap orang di kampung Gayo. Bisa dikatakan kopi ibarat nafas bagi orang Aceh yang sulit dipisahkan dari kehidupan sehari-hari mereka sejak zaman kesultanan Aceh.

Penghasil kopi terbesar:

Dengan adanya tradisi minum kopi ini telah berkembang turun temurun juga seiring perkembangan Aceh sebagai salah satu daerah produsen kopi kelas dunia. Sejak era kolonial Belanda hingga sekarang, setidaknya ada dua daerah sentra produksi kopi di Aceh, yaitu Ulee Kareng dan Gayo. Kopi Ulee Kareng yang termasuk jenis kopi Robusta dihasilkan dari Kecamatan Ulee Kareng.

Sementara, kopi Gayo yang termasuk jenis Kopi Arabika di pasar dunia termasuk kelas kopi premium. Kedua jenis kopi inilah yang mengharumkan nama Aceh sebagai salah satu produsen kopi terbaik di Tanah Air yang merajai 40% pasar dalam negeri.

Khusus untuk Kopi Ulee Kareng, bisa dikatakan hampir semua kedai kopi di Banda Aceh menyuguhkan kopi produksi daerah ini. Proses pengolahan bubuk kopi di kedai-kedai kopi ini menyimpan keunikan tersendiri.

Cara Memasak kopi:

Bubuk kopi tidak sekedar diseduh dengan air panas tetapi dimasak, sehingga aroma dan citarasa kopi yang keluar benar-benar kuat. Kopi yang telah dimasak ini kemudian mengalami beberapa kali proses penyaringan menggunakan saringan berbentuk kerucut.

Di kedai-kedai kopi ini, umumnya kopi ditawarkan dalam tiga variasi penyajian, yaitu kopi hitam, kopi susu dan sanger. Kopi hitam dan kopi susu mungkin sudah sering kita temui di daerah-daerah lain di Indonesia, tapi Sanger adalah racikan yang khas dan orisinil dari Aceh.

Sepintas melihat tampilannya, kopi ini mirip dengan kopi susu. Tetapi yang khas dari Sanger adalah komposisi susu dan gulanya yang tidak dominan membuat keharuman dan citarasa kopinya lebih terasa. Campuran kopi saring, susu kental dan gula ini kemudian dikocok hingga berbusa.

Dibalik kopi Gayo yang lezat, terdapat cerita-cerita yang menarik dari para penggemarnya.  Setiap sruputan dan harumnya kopi Gayo, orang dapat bercerita dan nongkrong tentang apa saja, pekerjaan, anak, keluarga, teman dan usaha.

Sumber referensi:


  • · Wikipedia
  • · Tradisi minum kopi yang menjadi gaya hidup di Aceh

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun