Kami juga harus ingat siapa pembaca anak, ada jenjang pembaca buku anak mulai dari jenjang A: Pembaca Dini (0-6 th), jenjang B: Pembaca Awal (6-9 th), jenjang C: pembaca semenjana (10-13 th), jenjang D: pembaca madya (13-15 th) dan jenjang E: pembaca mahir (lebih dari 16 th).
Cerita yang menarik bagi anak itu adalah cerita yang seru, imajinatif, ada kejutan, ada sesuatu yang baru dan sesuatu yang menyentuh.
Kita sebagai orang dewasa harus memiliki pemahaman cara berpikir anak, apa yang mereka pedulikan, apa yang mereka seru untuk diceritakan.
Nah, kali ini kami ingin mendalami tentang cerita fiksi untuk cerita anak. Dari cerita fiksi pasti ada elemen-elemen cerita yang terkandung di dalamnya. Beberapa elemen yang harus ada, tokoh, latar, alur, konflik, dan tema.
Dari teknik bercerita, kami harus mengetahui dari sudut pandang mana kami akan bercerita. Contohnya sudut pandang orang pertama, orang kedua dan orang ketiga. Gaya bercerita pun dalam suasana yang tersirat dalam bahasa dan pilihan kata penulis dan bagaimana teks itu bisa menggugah pembaca.
Proses Penulisan
Dalam proses pembuatan cerita, terjadilah hal-hal yang sangat mengejutkan bagi saya. Pola pikir saya masih saja terbawa dengan menulis cerita atau cerpen/artikel dewasa. Kalimat dan tulisan panjang dan inti cerita sulit bagi anak usia 9-13 tahun.
Editor pun minta saya untuk merevisi cerita yang telah saya buat. Ketika saya sudah revisi pertama, saya serahkan kepada editor.
Ternyata, editor masih mengatakan konten masih kurang menekankan value dan tidak sambung untuk pemikiran seorang anak. Saya perlu mengubah mindset saya sebagai anak.
Waduh, mindset diubah sebagai anak, itu benar-benar sulit sekali. Saya perlu belajar dan membaca buku-buku anak untuk referensi.