Ketergantungan seorang bayi terhadap orangtuanya sejak dia lahir itu merupakan suatu hal yang alami.
Yang membedakan dalam hal bonding orangtua dan anak sejak anak itu lahir adalah ketika relasi bonding orangtua yang dibentuk sejak anak itu bayi hingga 2 tahun.
Apabila orangtua merasa tidak memiliki bonding dan sentuhan cinta kepada anak, maka anak yang butuh bonding sebagai landasan pertumbuhan emosional dan sosial itu akan kehilangan momen pentingnya.
Contohnya saat saya selesai melahirkan anak. Setelah 3 bulan kelahiran, saya harus kembali bekerja.
Di Indonesia tidak ada fasilitas tempat menyususi untuk ibunya dan anak itu punya tempat khusus ketika ibu bekerja. Terpaksa saya menggunakan tenaga perawat untuk menjaga dan merawat anak.
Namun, setelah saya pulang dari kerja, pulang ke rumah sekitar jam 19:00, tugas merawat anak ada di tangan saya. Fisik dan emosi saya harus terikat kepada anak sampai anak itu tertidur dan mengetahui bahwa ibunya ada di sampingnya.
Hubungan antara ibu dan anak bukan sekadar ikatan fisik, tetapi juga menciptakan pondasi yang kuat untuk pembentukan neuron-sel yang berperan penting dalam perkembangan otak dan saraf.
Dampak bonding yang kuat
Apabila dalam proses pertumbuhan, interaksi yang positif dengan orangtua memberikan dampak yang signifikan pada kesehatan mental anak.
Ketika orangtua mampu menyalurkan dan memberikan cinta dan perhatian yang konsisten, anak akan merasa aman dan dihargai.
Inilah bukit kuat bahwa salah satu tugas utama orangtua untuk mencintai anak dalam aspek emosional, sosial, dan kognitif.