Mohon tunggu...
Ina Tanaya
Ina Tanaya Mohon Tunggu... Penulis - Ex Banker

Blogger, Lifestyle Blogger https://www.inatanaya.com/

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mengapa Masih Ada Warga Korban Kelaparan hingga Meninggal, Fenomena Apa yang Terjadi?

15 Agustus 2024   16:35 Diperbarui: 15 Agustus 2024   17:31 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namun, bantuan itu tak bisa sepenuhnya memenuhi kebutuhan dasar W . Oleh karena itu kami sering saling kunjungi untuk memberikan bantuan makanan pokok . 

Bayangkan, apabila kami tak peduli dengan nasibnya,  tentu W akan mengalami hal yang sama seperti Ojol, mati kelaparan karena tak ada makanan atau uang untuk membelinya.

Ternyata cerita lain datang dari seorang perempuan muda usia 30 tahun di warga  dekat lingkungan saya.

Sebutlah  A panggilan perempuan mud aini.  Dia sebagai anak yatim piatu karena ayahnya meninggal duluan saat sedang dalam puncak karir di perusahaan minyak internasional.    A masih muda dan baru menginjak SMP.   Lalu ibunya, mulai menjual satu persatu aset karena taka da biaya untuk hidupnya.   Tak lama kemudian, ibunya juga kena kanker payudara. 

A tidak bisa bersekolah , hanya lulusan SMA, semua sisa uang  untuk pengobatan ibunya.   Akhirnya ibu meninggal dia sebatang kara.    A adalah anak adopsi dimana semua saudara dari pihak ayah maupun ibu hanya mengincar harta satu-satunya , rumah peninggalan ayah.

Akhir-akhir ini A kehilangan pekerjaannya sebagai freelancer. Tak mudah bagi lulusan SMA mencari pekerjaan di era ekonomi yang sulit.   Minta bantuan komunitas , tidak dipedulikan karena dianggap A masih punya rumah.

Hanya kami yang selalu memberi support untuk terus bersemangat, tapi kami juga tidak bisa memberikan bantuan finansial secara berkelangsungan lama.  

Apakah A akan mengalami hal yang seperti Ojol di Medan?

Apa yang dilakukan Pemerintah mengatasi masalah ini?

Menurut Global Hungger Index, Indonesia menghadapi masalah serius dalam hal ketahanan pahgan dan kemiskinan dalam beberapa tahun terakhir ini.  Perbaikan sedikit dalam beberapa hal. Tapi "root cause" kemiskinan ini tidak diatasi dengan serius.  Buktinya  Indonesia masih masuk ranking urutan ke 77 negara dari 121 negara dengan perhitungan skor Global Hunger (GHI) sebesar 17, 9.

Program bantuan sosial dan jaminan sosial telah diluncurkan oleh Pemerintah seperti Program Keluarga Harapan (PKH) dan bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT).  Namun, dalam prakteknya, implementasi dan distribusi bantuan ini serisngkali tidak merata dan tidak mencapai semua yang membutuhkan.

Tidak adanya jaminan sosial bagi setiap warga yang miskin membuat para warga yang ekonomi ke bawah harus berjuang berat dalam mengatasi kemiskinan tanpa campur tangan Pemerntah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun