Kesadaran masyarakat pun tidak mudah diubah, mereka merasa tidak rela memberikan iuran karena mereka hanya berpikir manfaat secara pribadi saja bukan manfaat secara kolektif.
Frustasi jika tidak ada dukungan dari aparat di lapangan. Bahkan mereka mengharapkan sesuatu yang sebenarnya semua pihak harus membangun untuk bersama untuk kemajuan.
Akhirnya, salah satu  pembangkit listrik PLTMH dikelola di desa Cinta Mekar, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat dibangun lewat Ibeka, saham kepemilikan 50% oleh swasta dan 50%  oleh mlewat koperasi sebagai koperasi simpan pinjam.
Hasil dari pembangkit listrik akan dibagi menjadi dua yaitu setengah untuk kebutuhan warga, dan setengah atau kelebihannya untuk dijual kepada PLN. Hasil penjualan kepada PLN ini akan digunakan untuk kebutuhan desa seperti biaya-biaya kesehatan atau pendidikan.
Tri Mumpuni bersama suaminya membangun pembangkit listrik tenaga mikro hidro (PLTMH) sebagai sumber energi listrik di wilayah terpencil yang belum terjangkau atau sulit dijangkau oleh PLN dengan memanfaatkan potensi  sumber daya alam lokal  di wilayah setempat untuk menggerakkan turbin. Hasilnya untuk kemakmuran warga lokal, juga membantu PLN untuk mengurangi dan tidak lagi memproduksi BBM karena ada sumber energi yang bersih lingkungan yaitu pembangkit listrik dari mikro hidro.
Prinsip dasar mikrohidro adalah memanfaatkan energi potensial yang dimiliki oleh aliran air pada jarak ketinggian tertentu dari tempat instalasi pembangkit listrik.
Cara kerja pembangkit listrik tenaga air menggunakan turbin dan generator untuk mengubah energi kinetik menjadi listrik, yang kemudian dialirkan ke jaringan listrik untuk menggerakkan rumah, bisnis, industri.
Keberhasilan Tri membangun PLTMH yang pertama kali di tahun 1997 dan selesai tahun 2002 dengan segala rintangan mulai dana kas hingga infrastruktur yang belum ada. Â Jumlah total PLTMH yang berhasil dibangun 65 .
Akhirnya,setelah melalui perjuangan berat, instalasi listrik mikro hidro pertama masuk ke dusun terpencil yang menjadi terang benderang di rumah mereka, menyinari jalan-jalan gelap dan membuka pintu kemajuan yang lebih besar. Tri tidak melupakan momen itu, dia menangis bahagia ketika melihat wajah mereka berseri-seri.