Ketika memasuki pernikahan, saya sudah tidak punya mertua perempuan (telah meninggal). Â Saya hanya memiliki mertua lelaki. Mertua lelaki telah menikah lagi sejak istrinya meninggal. Beliau tinggal di kota terbesar di Sumatera Utara, sementara saya tinggal di Jawa. Jadi saya tidak mengalami bagaimana sulitnya hubungan mertua dengan menantu. Â Pertemuan yang sekali-kali itu terlihat manis sekali seperti slogan "Jauh itu bau wangi, dekat bau busuk".
Namun, saya belajar dari teman bagaimana dia memiliki chemistry dengan mertua perempuan yang dianggapnya sebagai ibu sendiri. Membangun chemistry bukan dari salah satu pihak saja, tetapi harus dibangun oleh kedua belah pihak. Caranya tidak mudah tapi bisa dilakukan jika masing-masing punya kemauan dan memahami satu dengan yang lainnya.
Hilanglah  stigma bahwa hubungan  antara mertua dan menantu selalu sulit
Ada banyak  alasan mengapa banyak menantu  merasa tidak cocok dengan mertua.  Misalnya  mertua terlalu mencampuri urusan dapur menantu.  Mertua ingin dihargai atau dilibatkan dalam peristiwa sekecil apa pun.  Kadang-kadang juga mertua juga ingin agar cucunya dididik mengikuti pola parenting seperti yang dilakukannya seperti dia melakukan kepada putra/putrinya.
Bagi menantu  yang baru saja memasuki ikatan keluarga baru, sering kaget dan tidak paham dengan keinginan mertua.  Bahkan menantu ingin mengjauhi mertua karena apa yang diinginkan mertua tidak seusai dengan pola atau keinginannya.
 Kekagetan itu juga disertai dengan ;pembicaraan yang kurang tepat.  Dalam mengutarakan ketidak setujuannya, menantu memojokkan karakter dan minat mertua yang dianggapnya mencampuri urusan rumah tangganya.
Akhirnya, pembicaraan yang kurang berkenan itu menimbulkan pertikaian atau luka di hati masing-masing (mertua vs menantu).
Chemistry yang dilakukan oleh teman saya terhadap mertua perempuannya adalah dengan menciptakan komunikasi yang baik, Â bersikap terbuka dan ramah, Â hilangkan egosentris dan bersikap pengertian.
1.Komunikasi yang baik
Kunci utama dalam membangun hubungan yang baik adalah komunikasi. Â Jangan membiarkan dirimu terperangkap emosimu. Â Jika kamu sampai terperangkap dengan emosi maka kata-kata yang dikeluarkan akan menjadi kasar dan tidak pantas. Hal ini akan menimbulkan sakit hati bagi mertua. Â Bicaralah dari hati ke hati, terbuka dan jujur. Â Tanyakan kehidupan mereka, minat mereka, juga ceritakan kegiatan dan aktivitas cucu dan dirimu bersama suami. Â Dengan berbagai informasi, pasti relasi mertua vs menantu akan jauh lebih baik.
2.Bersikap terbuka dan ramah
Ketika bertemu dengan mertua, tunjukkan sikap terbuka dan ramah. Senyum dan sapa dengan hangat. Â Tunjukkan minatmu kepada mereka, hargai apa saja yang diperbukat oleh mertua. Â Misalnya mertua membawa oleh-oleh yang sebenarnya tidak kamu sukai, jangan mencela di depan mertua. Â Terima dengan senang hati. Â Selalu bersikap positif sehingga membuat mereka merasa diterima dan dihargai.