Bulan Maret lalu , secara mendadak saya ingin berkunjung ke Vietnam setelah mengunjungi Singapore.  Saya  tak memiliki gambaran sedikit pun tentang bagaimana dan seperti apa Vietnam saat ini. Hanya ingat Sejarah Vietnam saat perang Indo-China ke 2.
Umumnya sebelum mengunjungi suatu negara, saya selalu riset kecil-kecilan .  Risetnya tentang bahasa, bagaimana kesulitan orang asing berinteraksi dengan  warga lokal (Vietnam),  budaya serta wisatanya, keramah-tamahan (yang natural tidak dibuat-buat).
Rupanya data yang saya kumpulkan itu ternyata kurang lengkap ketika saya sendiri menginjak kota Hanoi, ibukota Vietnam Utara. Â Begitu memasuki ruang imigrasi, suasana atmosphere militer terasa kental, para petugasnya mengenakan seragam militer. Â Tapi cara mereka berinteraksi kepada orang asing tidak menunjukkan "disiplin milter", Â terlihat kaku dan senyum sedikit.
 Setelah mengambil koper dan siap untuk ke luar dari bandara, kebingungan dan kesemrawut pun terlihat dengan jelas, orang-orang lokal dengan logat bahasanya berteriak menawarkan taxi,  juga mobil pengantar dan drop ternyata menyatu dengan tempat taxi.Â
Kebingungan kedua adalah cuacanya, kami mengira sebelum berangkat cuaca masih sama yaitu hangat. Namun, cuaca telah berubah menjadi dingin dengan angin kencang. Wah kami berpikir mesti beli jaket atau coat untuk menahan dingin.
Kembali kepada taxi, sempat khawatir apakah taxi ini liar atau legal, saya memutuskan untuk naik bus airport. Â Ternyata menunggu busnya cukup lama hingga bus penuh sekali, 45 menit. Â Tanpa kenek, supir bus mulai menarik uang untuk biaya bus sekitar 90 ribu jika dikurs ke Indonesia. Â Di perjalanan supir bus ngobrol dengan salah satu penumpang perempuan setengah tua dengan teriak-teriak. Â Saya sedikit gelisah, apakah ini aman untuk mengendarai bus sambil berbicara dan berpikir tanpa focus kepada lalu lintas.
Begitu memasuki kota, saya melihat debu bertebaran di udara, adanya  perbaikan jalan sehingga membuat jalan makin macet sekali, saya berpikir ini bukan Vietnam, tapi Indonesia.  Persis sekali kondisi lalu lintasnya, semrawaut, satu lintasan untuk bermacam kendaraan, bus, mobil, sampai sepeda motor lalu Lalang.
Di persimpangan jalan, saya melihat ada sepeda motor yang menerobos jalan yang seharusnya memutar tapi dia langsung memotong jalan. Kagetnya luar biasa. Â Ach saya seperti bermimpi saya berada di Jakarta bukan Vietnam.
Kawasan Old Quarter
Ketika saya turun dan naik grab menuju hotel, saya memilih salah satu  hotel di Old Quarter.  Mengapa? Pilihan Old Quarter karena besok pagi kami akan ikut tour Ha Long Bay . Penjemputan peserta tour hanya dijemput jika tinggal di  sekitar Old Quarter Hotel.