Begitu saya pindah ke Jakarta, tentu kaget dengan kultur pola gaya hidup yang berbeda dengan gaya hidup kota yang tak sebesar dengan Jakarta.
Kepindahan saya ke Jakarta dalam rangka kuliah. Tetapi gaya hidup yang saya lihat di kota Jakarta pasti beda sekali dengan kota Semarang kelahiran saya.
Agak sedikit kultur shock karena sebagai mahasiswa yang dana kuliah dan biaya hidup hanya pas-pasan, dilematis bagi saya apakah mengikut pola gaya hidup ala Jakarta atau frugal living yang telah diajarkan oleh ibu saya.
Sejak kecil saya diajarkan pola frugal living. Ibu saya mengatakan jika saya memberikan uang untuk libur di rumah tante sebesar Rp200.000 (cukup besar untuk ukuran di tahun 1970an), kamu tidak harus menghabiskan uang itu semuanya.Â
Ibu memberikan uang ekstra besar karena jika ada gangguan kesehatan seperti sakit, uang itu dapat dipakai untuk berobat. Jadi saya telah mengerti dan paham sejak kecil bahwa uang itu harus dikelola dengan baik sesuai dengan kebutuhan bukan keinginan.
Dulu konsep frugal living belum dikenal. Tetapi konsep kesederhanaan itu punya makna sama dengan frugal living. Frugal living dimaknai sebagai gaya hidup hemat atau irit terhadap pengeluaran agar dapat menabung lebih banyak.
Frugal living saat pensiun
Beruntung apa yang saya lakukan sejak kecil itu sudah menjadi suatu habit atau kebiasasan hingga saya memasuki pensiun sehingga saya tidak mengalami kesulitan dalam menerapkan frugal living.
Saya tak pernah menyesal kenapa tidak mengikuti gaya hidup seperti teman-teman yang mengatakan lebih baik menikmati apa yang ada saat ini karena usia kita sudah senior, buat apa uang tidak digunakan untuk jalan-jalan (leisure) dengan kapal atau ke luar negeri, nonton konser mahal, membeli barang-barang mewah yang disukai dan lain-lainnya.
Konsep frugal living tidak mengenal kekecualian, misalnya tidak berlaku jika kita sudah berusia senior. Contohnya ada seorang teman yang sudah pensiun, tak punya dana untuk kesehatan dan asuransi, tiba-tiba harus mengeluarkan dana operasi tumor yang cukup besar. Dia harus menjual rumah untuk semua biaya itu.
Dalam penerapan frugal living tidak hanya sekadar berhemat saja tapi ada strategi yang harus diimplementasikan. Tiga strategi yang biasanya saya lakukan adalah tujuan dari perencanaan, disiplin dan komitmen.