Panasnya Suhu Udara Turunkan Produktivitas Kerja

Di musim kemarau yang super panjang ini, apakah diantara kita sudah ada yang merasakan Heat stress atau heat stroke?  

Bukan hanya lama atau durasinya yang panjang tentang udara yang panas tetapi juga  kenaikan suhu udara yang mencapai 38-40 derajat Celsius.

Hampir semua daerah di Indonesia baik itu Jawa Barat, Jawa Tengah  sampai Papua mengalami hal yang sama.   Kegerahan suhu panas ini ditambah dengan  adanya  El nino yang berujung  panas di siang hari bisa membuat kepala kita benar-benar kepanasan.

Bagi mereka yang bekerja di lapangan, paparan Terik matahari akan terasa secara langsung. Sementara mereka yang bekerja di kantor, meskipun suhu udara di dalam kantor dingin karena adanya AC, tapi saat berangkat ke kantor, istirahat maupun pulang ke rumah, suhu udara akan terasa panas menyengat kembali.

Stres kerja mengurngi produktivitas kerja:

Ketika suhu udara mencapai lebih dari ambang batas yaitu 26,2 derajat Celsius maka  akan terjadi pengaruh bagi Kesehatan para pekerja .

Stres kerja  itu dimulai ketika malam hari ketika pekerja seharusnya beristirahat dengan tidur nyenyak tapi justru yang terjadi sebaliknya.   Dia tak bisa tidur karena di rumah tidak ada AC atau pendingin udara.  Yang ada hanya kipas angin. Ketika semalaman menggunakan kipas angin, yang terjadi tubuh yang kena angin semalaman akan pusing, masuk angin dan lesu.  

Jadi stress kerja itu ada tiga macam yaitu fisiologis, psikologis dan perilaku.      Keluhan fisiologis seperti sakit kepala/pausing, sakit punggung, gangguan seksual, asma, sesak nafas, gugup, nafsu makan menghilang, badan terasa lemah, letih/lesu.

Keluhan psikologis  seperti mudah marah, mudah tersinggung, perasaan tertekan, merasa cemas/gelisah, mudah putus asa.

Keluhan perilaku seperti kurang konsentrasi, cepat merasa lupa, menunda pekerjaa dan melampiaskan dengan kebiasaan merokok, konsumsi alcohol

Produktivitas turun sebesar 76% sepanjang hari ketika suhu mencapai 40 derajat C

Para peneliti di Universitas Loughborough yang dipimpin oleh Profesor George Havenith, Direktur Pusat Penelitian Ergonomi Lingkungan telah menyelediki dan menemukan paparan panas terhadap kapasitas kerja fisik.