Menjadi tua adalah suatu hal yang tak dapat dihindari oleh setiap orang. Â Setiap orang akan mencapai di satu titik , usia tua. Â Pilihan yang dapat ditawarkan kepada kita adalah apakah kita ingin menjadi tua dengan sehat atau menjadi tua "dementia".
Banyak yang berangkapan bahwa demensia  adalah pikun.  Pikun jika dipandang dari sudut KBBI adalah kelainan tingkah laku atau lupa pada orang yang sudah lanjut usianya.  Contohnya ada orangtua , ibu tua pergi ke luar dari rumah, namun, dia  tidak bisa kembali ke rumahnya.  Ketika beliau ditanya  dimana tinggalnya , dijawab tidak tahu, siapa nama anaknya juga tidak tau.  Ternyata hal itu adalah sebagian kecil dari faktor demensia.
Menurut WHO, demensia adalah sindroma yang kronis dan progresif disebabkan oleh berbagai kelainan di otak yang mempengaruhi fungsi memori berpikir perilaku dan kemampuan lakukan aktivitas sehari-hari.
Kesimpulan demensia itu adalah sindrom bersifat kronis atau progresif dan disebabkan oleh penyakit otak yang mempengaruhi pemikiran, perilaku dan kemampuan dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kronis akan berlanjut untuk waktu yang lama, sedangkan progesif gejalan terusmemburuk.
Jenis demensia adalah Alzheimer (AD) 50-70%, demensia vaskuler (25%), demensia campuran (MD) 25% , demensia lewy bodies (LBD) 15% dan penyebab lainnya 5%.
Jumlah orang yang demensia di Indonesia di tahun 2016 ada 1,2 juta orang , hal ini akan meningkat jadi 2 juta di tahun 2030 dan 4 juta di tahun 2050. Â Menurut riset yang dilakukan oleh Universtias Dr. Soetomo Surabaya, sebagian besar pasien demensia adalah lelaki (51,7%) berusia 75-79 tahun dan menderita Vascular Dementia.
Ngerinya  menurut World Alzheimer Report 2021,  demensia menjadi penyebab kematian ke-7 secara global dan penyakit dengan biaya Kesehatan tertinggi bagi masyarakat.
Apa faktor risiko?
Jika kita masih berusia 50an-60an, ada faktor-risiko yang perlu dipertimbangkan agar kita tidak terjebak dalam penyakit demensia.
BErikut ini adalah faktor risiko yang perlu diperhatikan dan dicegah sebelum terjadi: