Tahun 2023 adalah tahun yang tersulit bagi ekonomi Indonesia. Â Presiden Jokowi telah mendapatkan informasi dan peringatan dari empat Lembaga internasional yang kredibel. Keempat Lembaga itu adalah International Monetary Fund (IMF), World Bank, Asian Development Bank (ADB), dan Organisation for Economic Co-operastion and Development (OECD).
Kecenderungan negara-negara di dunia mengalami resesi makin besar dan cakupannya makin luas. Â Dikatakan oleh IMF hampir l/3 dari negara di dunia akan mengalami resesi. Â Jika resesi pasti akan mengalami kontraksi pertumbuhan dan otomatis pertumbuhan akan melambat.
Secara global, dari tahun 2021 pertumbuhan ekonomi sekitar 6% , menurun menjadi sekitar 3,2% pada tahun 2022 dan sekitar 2,7% pada tahun 2023, menurut perkiraan IMF.
Pertumbuhan yang menurun ditambah dengan kondisi utang negara yang tidak sehat. Â Selama pembicaraan di G20 di Bali, sebanyak 63 negara utangnya sangat memprihatinkan atau disebut dengan tidak sustainable.
Ramalan Suram Bank-Bank Dunia
Berbagai ramalan dari bank-bank dunia tentang tahun 2023 seperti berikut ini:
- Barlays: Â Tingkat pengangguran AS 4,8%
- Citi: Â Zona eropa dan Inggristerburuk di tahun 2023
- Goldman Sachs: Â Suku bunga the Fed 5-5.25% , inflasi inti AS 3%
- UOB: Â Inflasi mereda dengan target sasaran 2%
- Deutsche Bank: Inflasi Kawasan Zona Eropa, inflasi AS 4,1%
- Â S& P Global Perekonomian regional Asia tumbuh 3,6%
- BNPS Paribas:  The Fed dan Bank Sentral Eropa REsesi di  1Q-2023
- UBS : Â Pertumbuhan global hanya 2,1%
Bagaimana kondisi perekonomian  Indonesia?
Menghadapi kondisi perekonomian yang sangat menakutkan, memprihatinkan,  Indonesia tak bisa "take it easy" meskipun projeksi dari Asian Development Outlook Desember 2022,  mengatakan bahwa  pertumbuhan atau laju ekonomi Indonesia di tahun 2023 masih tumbuh sebesar 5,4 year on year basis.   Namun, oleh Organisation for Ekonomic Co-operation and Development (OECD) memproyeksikan ekonomi Inodnesia hanya tumbuh 4,7% pada tahun 2023 turun dari proyeksi awal 4,8%.
Bagaimana reaksi Pak Jokowi?
Bapak Jokowi menyadari tantangan dan ujian yang berat yang harus dihadapi oleh Indonesia pada tahun 2023.
Dikatakan oleh Pak Jokowi, tahun 2022 adalah tahun turbulensi sedangkan tahun 2023 adalah tahun ujian.  Jika tahun 2022 kita dapat melewati turbulensi  maka diharapkan tahun 2023 ujian pun dapat dilewati.
Kita semuanya pasti mengingat kembali beberapa hari/minggu yang lalu, PPKM telah dihapuskan jelang akhir tahun 2022, kemudian beberapa hari kemudian Pak Jokowi tiba-tiba kunjungi Pasar Tanah Abang sebagai sentral grosir yang selama covid telah mengalami mati suri. Â Langkah-langkah itu adalah bagian dari blusukan Pak Jokowi untuk menyiapkan konsumsi dan geliat ekonomi lokal lebih meningkat sehingga pertumbuhan tidak stagnan.
Harapannya Indonesia masih bisa tumbuh di kisaran 5% pada tahun ini.