Suatu kunjungan seorang Paus Fransiskus ke Irak itu dianggap sebagai kunjungan berisiko besar. Bagaimana tidak, sehari sebelum kunjungan beliau, bom besar terjadi, juga kondisi covid di Irak pun belum mereda. Masalah keamanan yang krusial dan kesehatan pandemi Covid yang masih melanda jadi tantangan berat.
Lalu, mengapa kunjungan sejarah itu masih juga dilanjutkan?
Sejarah panjang baik itu sebagai pribadi maupun sejarah Katolik dengan Irak . Paus Fransiskus ingin mewujudkan perdamaian di negara Irak yang dikenal sebagai negara "terluka".
Mengenang kembali kekejaman dan perang yang pernah berkecamuk  antara kelompok Negera Islam (NIIS) di Irak dan Suriah.  Para komunitas Kristen di bagian utara Irak yaitu Mosul itu mengalami kekerasan dan kekejaman oleh NIIS sejak tahun 2014.
Kelompok itu sudah dikalaha sejak 3 tahun yang lalu. Â Warga Kristen di Irak yang dulunya berjumlah 1.500 juta jiwa sekarang telah berkurang menjadi 400.000 ribu.
![Sumber: AFP Media](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/07/paus-latar-belakang-reruntuhan-6044bc04d541df017f215f62.jpg?t=o&v=770)
Dalam pengawalan yang sangat ketat, Paus Fransiskus disambut hangat oleh perwakilan dari etnis Kurdi sesampainya di Bnadara Irbil, Irak. Â Di sini Paus bersama-sama dengan sejumlah warga Irak berkumpul di sekitar reruntuhan untuk mengadakan misa yang langsung dipimpin oleh Paus Fransiskus.
Sebelum misa berlangsung Paus Fransiskus sempat berkeliling di sekitar  kehancuran kompleks4 gereja di Lapangan Gereja Hosh al-Bieaa dengan kendaraan mobil golf.
![Sumber: AFP Media](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/07/paus-lepaskan-burung-dara-6044bc2ad541df02c556e1a2.jpg?t=o&v=770)
Pesan Perdamaian
![Pengawalan ketat. Sumber: AFP/Vatican Media](https://assets.kompasiana.com/items/album/2021/03/07/paus-dengan-pengawalan-ketat-6044bbff8ede484c964de582.jpg?t=o&v=770)
Dalam kesempatan itu Paus menyampaikan pesan moral yang sangat penting, setelah bertahun-tahun dalam kesulitan perang , pesan toleransi dan persaudaraan antar agama .