Mata saya berbinar-binar ketika melihat jarum suntik dimasukkan ke lengan Bapak PResiden Jokowi oleh seorang dokter cukup berusia tua dengan tangan gemetarnya. Itulah simbol penerimaan vaksin untuk lansia yang pertama , Bapak Jokowi berusia 59 tahun 6 bulan telah menerima vaksin pertama kalinya sebagai lansia.
Sebelumnya saya sebagai seorang lansia khawatir karena prioritas pemerintah untuk vaksin yang pertama adalah nakes, kemudian diikuti masyarakat masyarakat berusia 19-59 tahun. Lalu, kapan para lansia akan menerimanya ?
Padahal menurut data Kementrian Kesehatan jumlah penderita covid dari segi usia lebih dari 60 tahun keatas dari jumlah 8970 angka kematian sebanyak 41.80% (tertinggi dibandingkan usia yang lebih muda).
Membayangkan bagaimana sakitnya para lansia yang sudah rentan itu tak punya daya imunitas , terkena keganasan virus, lalu sakit luar biasa, tak bisa bernafas, bahkan sakit lain yang menyertai jika ia punya penyakit komorbid. Kesakitan saat diserang virus itulah yang membuat para lansia itu tak punya daya imunitas yang mampu melawannya.
Ketika tidak ada proteksi lain kecuali dengan vaksinasasi. Memang vaksinasi bagi lansia tidak jaminan dia tak terkena virus covid, tetapi paling sedikit penderitaannya itu akan berkurang saat dia terserang virus covid.
Benteng pertahanan covid bagi lansia adalah vaksin. Lalu, betapa gembiranya kita semua sebagai lansia Ketika pemerintah memberikan prioritas kepada para lansia untuk suntik vaksin. Hadiah yang sangat berharga sekali , bahkan sangat berterima kasih karena pemerintah ternyata tak melupakan para lansia. Awalnya sempat sedih karena anggap pemerintah sudah melupakan dan menanggap lansia sebagai prioritas yang paling akhir.
Namun, ternyata setelah adanya surat edaran nomor HK.02.02/I/368/2021 tentang pelaksanaan vaksinansi Covid-19 pada kelompok sasaran lansia, maka segera dimulailah vaksinasi tahap kedua bagi lansia.
Mekanisme Pendaftaran yang Membingungkan:
Nach karena saya hanya membaca di infografis Kementrian Kesehatan bahwa pendaftaran bagi lansia itu dengan du acara yaitu melalui Vaksinasi di Fasilitas Kesehatan atau vaksinasi massal oleh organisasi.
Saya tidak masuk dalam organisasi sosial besar apa pun. Jadi satu-satunya jalan adalah melalui Fasilitas Kesehatan . Saya WA ke RT, RW, mendatangangi Puskesmas. Jawaban yang mereka katakan belum ada karena vaksin belum berada di Tangsel (domisili saya di Tangsel).
Namun, saya melihat teman-teman saya yang di Jakarta, mulai posting saat mereka sudah mendapatkan vaksin di Puskesmas atau Rumah Sakit Daerah.
Mulailah saya bingung mencari informasi . Saya mulai bergerilya di link Kementrian www.kemenkes.go.id, lalu sehatnegeriku.kemenkes.go.id, www.covid19.co.id