Bakcang merupakan makanan special, tradisional Tiongkok memiliki filosofi dan kekayaan histori/legenda yang tak pernah lekang ditelan zaman.
Apakah Anda pernah mendengar nama makanan ini? Namanya mudah dilafalkan, bakcang. Bakcang  ini berasal dari Tiongkok.Â
Bakcang terbuat dari nasi atau ketan diisi dengan daging yang diiris kecil-kecil. Dibungkus dengan daun bambu.Â
Cara membungkus tidak boleh sembarangan. Tetapi harus mematuhi peraturan dengan mengikuti kaidahnya yaitu ada empat kerucut. Setelah dibungkus, dikukus selama hampir empat jam.
Keempat kerucut melambangkan empat kata Qu-Yuan-Setia-Percaya. Bacang adalah lambing penghormatan karakater terpercaya. Filosofi bakcaang adalah ungkapan utuhnya percaya dan setia.
Implementasi keempat sudut itu juga dalam hidup kita sehari-hari dapat diartikan:
- Suami istri harus saling mencintai, bertengkar tetapi kembali berdamai dan punya dasar kesetiaan dan kepercayaan.
- Bersyukur dalam melakoni hidup. Bersyukur tanpa harus melihat kelebihan orang lain, bersyukur dengan apa yang dimiliki bukan yang tidak dimiliki, bersyukur berkah sekecil apa pun.
- Kepercayaan yang mendatangkan rezeki dan tidak bertindak serakah.
- Karier meningkat karena kesetiaan kepada profesi.
Selain sarat dengan filosofi dan makna, ternyata makan bakcang itu punya nilai histori yang dalam sekali.
Di Tiongkok punya hari besar yang diperingati meriah, yaitu hari raya Imlek, hari Tiong Jiu (kue bulan dan Pecun). Pecun ini dirayakan pada bulan Juni dengan bakcang dan mendirikan telur, dan mengadakan lomba perahu naga  juga mandi di tengah hari.
Pecun itu berasal dari Bahasa Hokkian berarti mendayung.Â
Historis dan legenda yang dipercayai, seorang sarjana bernama Qu Yuan dan jadi menteri yang sangat disayangi oleh masyarakat  pada zaman Dinasti Zhou (475 SM -221 SM).
Qu Yuan pandai bekerja sama secara diplomatik  dengan kerajaan lain melawan  agresi negara Qin.