Tonggak sejarah kemerdekaan Indonesia itu dimulai dengan bangkitnya nasionalisme Indonesia untuk melawan penjajahan Belanda di muka bumi, Indonesia. Â Â
Dulu Hari Kebangkitan Nasional kita  bersatu mampu bangkit lawan penjajah,  Lebaran sebentar lagi, kita  pun bersatu  mampu bangkit bersama-sama bersatu padu lawan Covid-19.
Ada lima tahapan nasionalisme di Indonesia yaitu  masa perintis sebelum 1908, masa penegas tahun 1928 , masa pencoba tahun 1938, masa pendobarak 1945 dan masa pelaksanaan 1945 hingga sekarang.
Sejarah proses dari kelahiran Kebangkitan Nasional itu dimulai dengan  kesadaran semangat persatuan, kesatuan dan nasionalisme.  Ketika kesadaran semangat persatuan itu sudah bangkit, maka dengan rasa nasionalisme tinggi mereka berani mendobrak kaum feodal, penjajah , Belanda
Sebelum kemerdekaan atau masa penjahajan itu semangat kebangkitan nasional tidak pernah muncul. Sampai akhirnya muncul para intelektual  dengan mendirikan Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908 dan Ikrar Sumpah Pemuda pada tanggal 28 October 1928.
Dua tokoh penting yang berhasil mendirikan Boedi Oetomo adalah Dr. Sutomo bersama para mahasiswa STOVIA (School toto Opeleiding van Indische Artsen) , Goenawan Mangoenkoesoemo dan Soeradji dan digagas oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo.
Gerakan ini bukan gerakan politik, tetapi bersifat sosial, ekonomi dan kebudayaan. Seiring dengan perkembangan zaman, mereka yang jadi pemimpin untuk menggalang kesatuan demi kesejahteraan sosial rakyat.  Akhirnya,  perjuangan mereka pun bergeser kepada pendirian  partai politik pertama di Indonesia Indische Partij dan berdirinya Saerakat Dagang Islam oleh KH Ahmad Dahlan mendirikan Muhammadiyah di Yogyakarta.
Sebagai pelopor dari organisasi kebangsaan lainnya maka kelahiran Boedi Oetomo ditetapkan sebagai hari Kebangkitan Nasional.
Nach, Â relevansinya Hari Kebangkitan Nasional yang kita peringati setiap tanggal 20 Mei , pada tahun ini juga memperingatinya dalam suasana jelang Lebaran dan suasana memprihatinkan Covid-19.
Memperingati Kebangkitan Hari Nasional dalam suasana hadapi krisis akibat pandemi Covid -19. Â Sebagai bangsa yang terdiri dari ratusan suku bangsa, sikap mereka sangat berbeda satu sama lain. Â Ada yang hadapi dengan mengisolasi diri, ada yang mengambil kesempatan dalam kemalangan, ada yang tidak acuh terhadap sesamanya, bahkan ada bekerja melebih kepentingan dirinya atau kelompoknya. Â Momentum inilah yang perlu kita jadikan titik tolak untuk merayakan kebangkitan nasional Indonesia.
Yang pertama adalah suasana Ramadan dimana semua warga Muslim sedang berpuasa melawan segala kesenangan pribadi, berkumpul dan bepergian, salat dan tawarih di rumah. Â Tetap dianjurkan tinggal di rumah saat ibadah Lebaran. Â Hal yang sebenarnya sesuai dengan hakikat puasa itu sendiri.Jadi saat puasa, melawan keinginan untuk menunda kesenangan dan mengkhusuyukan diri untuk beribadah, bekerja dan mempertahankan ketahanan dan kerukunan keluarga.
Yang Kedua, kita semua sebentar lagi akan berlebaran tetapi masih dalam suasana melawan Covid-19.  Perjuangan selesai puasa  tetap dilanjutkan dengan perjuangan melawan Covid-19.  Kita hidup dalam dunia baru .  Kehidupan warga Indonesia sebagai bangsa yang bersatu padu dan punya komitmen untuk soladiritas dan gotong royong harus diwujudkan.